Rabu, 18 Januari 2012

Senja Kehidupan


Senja itu aku duduk bagaikan patung, menatap langit yang begitu buram, sekelilingku bagaikan hamparan pasir berdebu yang tak tahu aranya beterbangan. Aku bingung saat itu memikirkan tentang apa yang akan terjadi dan benar-benar harus kulakukan, aku ingin berteriak, pikiranku tak karuan lagi, tiba-tiba aku dikagetkan oleh dinginnya malam seakan menyapaku dari lamunan yang baruasan terjadi. Aku terhentak kaget lalu meneguk minuman disampingku, tak terasa lagi akan hangatnya, meneguknya pun terpaksa. Senja telah pulang pada peraduannya, menatap hidup yang kian morat marit dalam hamparan belantara otak kecilku. Mengiris tubuh yang terus berharap. Ah…itu cuma mimpi, bukan angan, juga bukan hayalan belaka.
Hey, kamu dsana to? Sapa seorang temanku yang tiba-tiba datang tanpa memberitahuku terlebih dahulu. “kamu dari mana kawan?” tanyak agak sedikit tak menghiraukan. “jalan-jalan” jawabnya singkat.
Karena melihatku agak tidak mempedulikan, kawanku pun hanya terdiam memandangiku seolah-olah ingin tahu apa yang sedang aku pikirkan lalu pergi. Aku pun tetap tak peduli.
Waktu terus berjalan, berputar tak pernah henti pada porosnya, bagaikan air yang mengalir tak pernah ada habisnya. Hanya diam yang mencekam saat itu. Aku hanya menatap dan semuanya terus berlalu. Menatap semua yang sudah terjadi, rupahnya semua yang terlintas adalah pecundang pikiranku. Namun, apa yang terjadi, itulah suatu realita yang tak akan terlepas dari kehidupan ini. Ada banyak cerita yang mengalir bagaikan deruan angin yang berhembus membentang dipermukaan bumi.
Malam ini bagaikan jubah hitam raksasa, dilangit tak ada bintang, hanyalah sepih yang mencekam. Aku pun teringat masa- masa buram diwaktu yang lalu. Wah, apalah jadinya jika aku tidak menjalani hidup saat ini. Dikejauhan ada satu titik cahaya yang membawaku untuk terus meniti apa itu hidup yang sebenarnya. Ada benarnya juga apa kata orang-orang, hidup itu perlu dinikmati. Ah, mungkin itu perasaanku saja. Menghilang dari pikirku pun tak bisa. ya, itu adalah harapan, Memang mengembara dalam kehidupan ini rasanya berat, ada suka dan ada duka. Keduanya saling bergantian, meniti hidup dalam angan-angan palsu. Hanyalah harapan yang mampu mengarunginya untuk bisa terlepas dari hal itu.
Begitulah, ketika perjalanan itu dihiaskan oleh pilunya senja dikeheningan malam yang menghantar kita pada mimpi-mimpi hidup yang tak pernah kesampaian. Segalanya merasuki keheningan hidup seperti senja yang menuju peraduaanya. Seperti malam yang mencekan menuju harapan pada esoknya.
Aku pun menundukkan kepalaku ingin melepaskan apa yang sedang terlintas. Hidup perlu dihidupi. Bagaimana itu mungkin? Ya…itulah sebuah pertanyaan yang mondar-mandir dalam rantau pikirku. Aku pun di cekam oleh pertanyaan itu. Segalanya menjadi nampak, tak satu pun yang peduli, hanyalah harapan yang menguatkanku, menjalani hidup tak semestinya dijadikan sebagai sesuatu hal yang berat adanya. Aku percaya pada titik cahaya itu. Ia mampu meneragi kegelapan yang dihantar oleh senja itu. Melumpumpuhkan segalanya pada pandangan buramku. Tak satu pun terlewatkan dan dilewati.
Ah…itukah yang dinamakan kehidupan? Sejenak angan menghantui mimpiku. Tak perlu memandang jauh akan apa yang terjadi. Semuanya tergantung kita bagaimana memikirkannya dan seperti apa yang terlintas dalam pikiranmu. Aku mencoba menerangkan pada gelapnya malam, seakan tak peduli apa itu yang sedang kukatakan. Aku mencoba membuka kembali lembaran usang itu bersama kegelapan berharap itu adalah kenangan. Menatap sebagaimana titik cahaya itu menerangi gelapnya malam. Makin lama aku membiarkan kegelapan itu mencekam dan merasuki hati dan perasaanku, namun kegelapan itu tak sabar untuk berlalu karena titik cahaya yang terus menghantuinya. Aku pun tidak mau melewatkan apapun dan untuk apapun. Aku telah menemukan jalanku dengan sebuah harapan untuk mengejar hari esok. Tak mau kehilangan karena langkah selalu menggiringku kesana, ketempat itu bersama cahaya mentari yang bersinar dengan eloknya.

Jogjakarta,17/1/12/baliAte

Minggu, 08 Januari 2012

Kata - Kata

Tak sanggup berkata
Berkata dalam kata-kata
Kata-kata akan kata-kata...

Sungguh! lucu sekali Negeri ini
Banyak kata yang terucap
Terucap untuk penindasan
Dalam perjuangan yang tak pernah henti...

KKN terus meningkat
Tak pernah lepas dari perjuangan itu
Sungguh! suatu perjuangan yang diimpikan
Oleh dan untuk penguasa berkepentingan...

PURA - PURA

Kawan …
Di luar sana ada banyak kata yang terucap
Terucap bagaikan tetesan rintikan hujan yang tiada hentinya
Seribu alasan diungkapkan dengan terbuka
Terbuka untuk merasuki jiwa yang terbelenggu
Terbelenggu akan seribu janji yang diucap …

Kawan …
Ingin aku katakan disana ada banyak domba
Domba yang ditelantarkan oleh gembalahnya
Gembala yang terderai dan terjerat dalam jeruji
Jeruji yang bisa dilumpuhkan oleh kata-kata
Kata-kata yang terucap dan diucapkan dengan manis …

Banyak isyarat yang tersurat, Banyak kata yang tersirat
Tetapi semua itu hanyalah kebohongan semata
Bukan munafik, Bukan juga berpura-pura
Tetapi itu adalah kenyataan
Kenyataan yang dibungkam dan membungkam
Memang!!! Itulah yang terjadi
Coba saja lihat ke sana!!!
Tak pernah ada yang berpura-pura
Memalingkan wajah saja bukan pura-pura
Apalagi kalau ada domba yang berkata
Pastinya dianggap pura-pura …

Template Makalah (Non Penelitian)

JUDUL  (Judul Artikel Ditulis dengan Font Times New Roman 14, Maksimum 14 Kata untuk Bahasa Indonesia dan 12 Kata untuk Bahasa Inggris,)    ...