Sabtu, 27 April 2013

KOTAKU NYAMAN(?)


“Jogja Berhati Nyaman” itulah sepenggal kalimat yang menjadi motto daerah Istimewa Jogjakarta. Kalimat ini penuh beribuh-ribu makna yang tersirat meskipun hanya terdiri dari tiga penggalan kata. Kota Jogjakarta dipenuhi masyarakat dari berbagai pelosok di Indonesia, bahkan dapat dikatakan sebagai kota miniatur dari Negara Indonesia. Kehadiran berbagai macam pribadi yang memiliki sifat dan karakter kepribadian yang berbedah menjadi hal utama yang perlu diperhatikan oleh pribadi itu sendiri yang tentunya mengarah pada keamanan kota Jogjakarta tempat berdiang. Kanyaman hati yang dimaksudkan adalah adanya kepribadian sebagai penghuni yang menjaga keamanan dalam hidup bermasyarakat dengan penduduk setempat. Stabilitas keamanan di daerah Jogjakarta pada khususnya menjadi tanggung jawab aparat kemanan yang berwajib, namun dibalik itu masyarakat pun mempunyai tenggung jawab untuk ikut serta dalam mengamankan dan mencegah gangguan keamanan sekecil apapun. Pernyataan itu disampaikan oleh seorang mahasiswa UKDW yang bernama Aquinaldo-asal Sumba saat diwawancarai. Menurutnya, keamanan Jogjakarta perlu ditingkatkan lagi sehingga tercipta keamanan daerah yang terpeliarah dengan baik demi kenyaman dan ketentraman masyarakat.
Daerah Jogjakarta dalam kondisi saat ini belum dikatakan ‘aman’ dengan terjadinya berbagai macam kejadian seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Pertama kali saya tinggal didaerah Jogja, saya sangat nyaman, namun akhir-akhir ini yang saya dengar banyak sekali kejadian yang terjadi entah itu perkelahian ataupun pembunuhan sekalipun. Ini menandakan bahwa kota Jogjakarta untuk saat ini kurang aman, lagi riskan. Ujar seorang mahasiswa Stimik Amikom yang bernama Rifai asal Timor. “Harapan saya petugas keamana harus lebih lihai dalam mengamankan daerah Jogja agar terdengar nyaman dan tentram dikalangan masyarakat penghuni Jogja,” tambahnya. Memang, keamanan di daerah Jogjakarta saat ini, belum aman, apalagi dengan kejadian yang baru terjadi di daerah babarsari, menurut saya kebanyakan kejadian yang terjadi itu merupakan ulah dari mahasiswa yang tidak memiliki kepribadian yang baik, dan tak dapat dipungkiri juga bahwa ada beberapa kalangan masyarakat setempat yang sering mengusik kenyamanan hidup dari mahasiswa yang tinggal di daerah tersebut. Nah, dari hal-hal tersebutlah yang mengakibatkan kekacauan yang semestinya tidak perlu dan terjadi. Ini perlu diakan pengamanan terkontrol dari pihak keamanan yang ada di Jogja sehingga hal-hal tersebut bisa dicegah. Ujar seorang mahasiswa yang bernama Andre-asal Kalimantan.
Keamanan suatu wilayah tergantung dari pribadi yang dapat mengendalikan kepribadiaannya dan merasa bahwa keamanan itu bergantung pada dirinya sendiri. Keamanan merupakan hal yang terpenting dalam hidup bermasyaraskat. Dari berbagai pendapat nara sumber di atas, semuanya mengatakan bahwa bertolak belakang dari pengalaman mereka saat pertama berada di Jogja lebih baik dari pada saat sekarang. Ada banyak kejadian yang terjadi, permusuhan diantara mahasiswa dari berbagai daerah makin menjadi. Semuanya menjadi kendala bagi mahasiswa lainya yang lebih mementingkan apa yang menjadi tujuan utama mereka berada di kota Jogjakarta.
Menurut Ardiyanto mahasiswa Akprind, Jogja dalam kehidupan masyarakatnya sangat nyaman dan baik namun yang membuat Jogja tidak nyaman dan tidak baik adalah mahasiswa yang berkepribadian buruk. Jogja pada dasarnya memberikan kenyamanan bagi semua kalangan yang tinggal di daerah tersebut. Secara pribadi Jogja sangat aman tergantung dari pembawaan diri yang terkontrol. Satu hal yang disayangkan di kota Jogja adalah adanya tukang parkir dimana-mana. Sebagai mahasiswa tidak menerima hal tersebut karena secara ekonomi sudah merugikan mahasiswa. “masa kita pergi ke ATM saja harus bayar parkiran?” ucapnya. “Kitakan mahasiswa yang masih bergantung pada orang tua, masa semua tempat dijadikan lahan parkiran?, saya harap pemerintah daerah dapat memperhatikan hal tersebut,” tambahnya. Sependapat dengan hal tersebut, seorang mahasiswa USD asal papua juga mengatakan kebebasan kota Jogja terhadap pendatang baru harus lebih diperhatikan lagi sehingga hal-hal yang tidak diinginkan jangan sampai terjadi. “Rasa persaudaraan dalam satu darah harus lebih ditingkatkan karena secara umum kota ini merupakan muniatur dari Negara kita bahkan dari Negara luar pun ada yang berdiang dikota ini,“ tuturnya dengan jelas.
Oleh: baliAte

Template Makalah (Non Penelitian)

JUDUL  (Judul Artikel Ditulis dengan Font Times New Roman 14, Maksimum 14 Kata untuk Bahasa Indonesia dan 12 Kata untuk Bahasa Inggris,)    ...