“Jogja Berhati Nyaman”
itulah sepenggal kalimat yang menjadi motto daerah Istimewa Jogjakarta. Kalimat
ini penuh beribuh-ribu makna yang tersirat meskipun hanya terdiri dari tiga
penggalan kata. Kota Jogjakarta dipenuhi masyarakat dari berbagai pelosok di
Indonesia, bahkan dapat dikatakan sebagai kota miniatur dari Negara Indonesia.
Kehadiran berbagai macam pribadi yang memiliki sifat dan karakter kepribadian
yang berbedah menjadi hal utama yang perlu diperhatikan oleh pribadi itu
sendiri yang tentunya mengarah pada keamanan kota Jogjakarta tempat berdiang. Kanyaman
hati yang dimaksudkan adalah adanya kepribadian sebagai penghuni yang menjaga
keamanan dalam hidup bermasyarakat dengan penduduk setempat. Stabilitas keamanan
di daerah Jogjakarta pada khususnya menjadi tanggung jawab aparat kemanan yang
berwajib, namun dibalik itu masyarakat pun mempunyai tenggung jawab untuk ikut
serta dalam mengamankan dan mencegah gangguan keamanan sekecil apapun.
Pernyataan itu disampaikan oleh seorang mahasiswa UKDW yang bernama Aquinaldo-asal
Sumba saat diwawancarai. Menurutnya, keamanan Jogjakarta perlu ditingkatkan
lagi sehingga tercipta keamanan daerah yang terpeliarah dengan baik demi kenyaman
dan ketentraman masyarakat.
Daerah Jogjakarta dalam
kondisi saat ini belum dikatakan ‘aman’ dengan terjadinya berbagai macam
kejadian seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Pertama kali saya tinggal didaerah Jogja, saya sangat nyaman, namun akhir-akhir
ini yang saya dengar banyak sekali kejadian yang terjadi entah itu perkelahian
ataupun pembunuhan sekalipun. Ini menandakan bahwa kota Jogjakarta untuk saat
ini kurang aman, lagi riskan. Ujar seorang mahasiswa Stimik Amikom yang bernama
Rifai asal Timor. “Harapan saya petugas keamana harus lebih lihai dalam
mengamankan daerah Jogja agar terdengar nyaman dan tentram dikalangan
masyarakat penghuni Jogja,” tambahnya. Memang, keamanan di daerah Jogjakarta
saat ini, belum aman, apalagi dengan kejadian yang baru terjadi di daerah
babarsari, menurut saya kebanyakan kejadian yang terjadi itu merupakan ulah
dari mahasiswa yang tidak memiliki kepribadian yang baik, dan tak dapat
dipungkiri juga bahwa ada beberapa kalangan masyarakat setempat yang sering mengusik
kenyamanan hidup dari mahasiswa yang tinggal di daerah tersebut. Nah, dari
hal-hal tersebutlah yang mengakibatkan kekacauan yang semestinya tidak perlu
dan terjadi. Ini perlu diakan pengamanan terkontrol dari pihak keamanan yang
ada di Jogja sehingga hal-hal tersebut bisa dicegah. Ujar seorang mahasiswa
yang bernama Andre-asal Kalimantan.
Keamanan suatu wilayah
tergantung dari pribadi yang dapat mengendalikan kepribadiaannya dan merasa
bahwa keamanan itu bergantung pada dirinya sendiri. Keamanan merupakan hal yang
terpenting dalam hidup bermasyaraskat. Dari berbagai pendapat nara sumber di
atas, semuanya mengatakan bahwa bertolak belakang dari pengalaman mereka saat
pertama berada di Jogja lebih baik dari pada saat sekarang. Ada banyak kejadian
yang terjadi, permusuhan diantara mahasiswa dari berbagai daerah makin menjadi.
Semuanya menjadi kendala bagi mahasiswa lainya yang lebih mementingkan apa yang
menjadi tujuan utama mereka berada di kota Jogjakarta.
Menurut Ardiyanto
mahasiswa Akprind, Jogja dalam kehidupan masyarakatnya sangat nyaman dan baik
namun yang membuat Jogja tidak nyaman dan tidak baik adalah mahasiswa yang
berkepribadian buruk. Jogja pada dasarnya memberikan kenyamanan bagi semua
kalangan yang tinggal di daerah tersebut. Secara pribadi Jogja sangat aman
tergantung dari pembawaan diri yang terkontrol. Satu hal yang disayangkan di
kota Jogja adalah adanya tukang parkir dimana-mana. Sebagai mahasiswa tidak
menerima hal tersebut karena secara ekonomi sudah merugikan mahasiswa. “masa
kita pergi ke ATM saja harus bayar parkiran?” ucapnya. “Kitakan mahasiswa yang
masih bergantung pada orang tua, masa semua tempat dijadikan lahan parkiran?,
saya harap pemerintah daerah dapat memperhatikan hal tersebut,” tambahnya. Sependapat
dengan hal tersebut, seorang mahasiswa USD asal papua juga mengatakan kebebasan
kota Jogja terhadap pendatang baru harus lebih diperhatikan lagi sehingga
hal-hal yang tidak diinginkan jangan sampai terjadi. “Rasa persaudaraan dalam
satu darah harus lebih ditingkatkan karena secara umum kota ini merupakan
muniatur dari Negara kita bahkan dari Negara luar pun ada yang berdiang dikota
ini,“ tuturnya dengan jelas.
Oleh: baliAte