PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Manusia
adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi butuh berkomunikasi dengan
manusia lain. Interaksi semakin penting pada saat manusia ingin menampilkan
eksistensi diri agar keberadaan dirinya diantara manusia lainnya. Agar
interaksi dapat berlangsung interaktif, tentunya membutuhkan alat, sarana atau
media dan yang paling utama dibutuhkan adalah bahasa.
Manusia
mampu berbahasa namun harus belajar bahasa. Semakin sering penggunaan bahasa
tersebut, maka akan terus menerus berkesinambungan dapat menjadikan terampil
bahasa, menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Bahasa
memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta
didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang
studi. Pembelajaran diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya,
budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan,
berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan
serta menggunakan kemampuan analisis dan imajinatif yang ada dalam dirinya
antara bahasa-bahasa lain didunia informatika.
Pembelajaran
adalah suatu proses kegiatan yang ditata dan diatur sedemikian rupa dengan didasarkan
pada berbagai aspek. Baik itu aspek secara konsep hakikat pembelajaran ataupun
ketentuan-ketentuan yuridis formal yang mengatur pelaksanaan pendidikan pada
umumnya dan pembelajaran secara lebih khusus.
Sebagai
seorang pendidik, tentu sudah banyak membaca berbagai konsep atau
pengertian pembelajaran. Prinsip pembelajaran merupakan panduan dalam
melaksanakan kegiatan belajar. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam
bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis serta
menumbuhkan apresiasi terhadap hasil kesastraan Indonesia.
Pembelajaran
Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa dan sikap positif
terhadap Bahasa dan Sastra Indonesia. Pembelajaran Bahasa Indonesia ini
merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal,
regional, nasional dan global.
Pembelajaran
Bahasa Indonesia di sekolah-sekolah dilaksanakan secara integratif (terpadu).
Bentuk keterpaduan tersebut dapat dapat dilakukan secara intra bidang atau
antarbidang studi. Bentuk keterpaduan ini juga dapat dilakukan melalui
pemanduan konsep dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Semua kegiatan ini
diintegrasikan oleh tema-tema yang bermakna, yang ditentukan bersama-sama oleh
Kemendikbud berbasis kontekstual.
Pembelajaran
Bahasa Indonesia secara terpadu sepatutnya dilaksanakan di sekolah-sekolah
sesuai dengan cara anak memandang dan menghayati dunianya. Oleh karena itu,
pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia ini diharapkan siswa dapat memahami
rasional serta konsep-konsep yang terkait dengan pembelajaran secara terpadu.
Prinsip-prinsip
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia ini diharapkan agar peserta didik dapat
berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik
lisan maupun tulisan, menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, memahami Bahasa Indonesia dan
menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, dapat
menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta
kematangan emosional dan sosial, menikmati dan memanfaatkan karya sastra
untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa dan menghargai juga membanggakan sastra
Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Pelaksanaan
proses pendidikan di Indonesia didasarkan pada landasan formal berupa
Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Berdasarkan landasan tersebut, maka pelaksanaan pengajaran
didasarkan pada kurikulum yang telah ditetapkan. Dalam UUD No 20 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dikemukakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlakukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Budaya
belajar inilah yang hendaknya merupakan bagian dari peserta didik atau lulusan
lembaga pendidik sehingga mereka mampu belajar untuk mengetahui, belajar untuk
mengerjakan sesuatu, belajar untuk memecahkan masalah, belajar untuk hidup
bersama dan belajar untuk kemajuan kehidupan.
Untuk
bisa melaksanakan pembelajaran bahasa indonesia guru perlu memahami
prinsip-prinsip dan landasan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Oleh
karena itu, makalah ini akan mengkaji lebih jauh mengenai “Prinsip-Prinsip
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia”.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang masalah, dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah
sebagai berikut.
a. Apa hakikat dari Pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia?
b. Bagaimana prinsip-prinsip
pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia?
c. Bagaimana implementasi setelah
memahami prinsip-prinsip pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia?
1.3
Tujuan
Tujuan
dari pembuatan makalah ini antara lain sebagai berikut.
a. Untuk mengkaji mengenai hakikat
dari Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
b. Untuk mengkaji prinsip-prinsip
pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
c. Untuk megetahui bagaimana
implementasi prinsip-prinsip pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
PEMBAHASAN
2.1
Hakikat Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Belajar
menurut KBBI (2007) merupakan kegiatan sehari-hari bagi siswa disekolah.
Belajar merupakan masalah setiap orang, maka tidak mengherankan jika belajar
merupakan istilah yang asing bagi kita.
Belajar
adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri
seseorang (Sudjana, 1989: 5). Perubahan sebagai hasil dari proses belajar
dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman,
sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan
aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar.
Peranan
siswa dalam proses belajar mengajar ini adalah suatu proses yang dialami oleh
siswa disekolah dalam mencari atau menambah pengetahuan. Belajar adalah suatu
aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman,
keterampilan dan nilai sikap.
Berdasarkan
kajian teori diatas dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah suatu
perubahan yang terjadi pada diri siswa yang sengaja dilakukan secara sengaja di
sekolah, berdasarkan kondisi belajar yang tercipta dan adanya
rangsangan-rangsangan dari tuntutan pelajaran serta adanya tuntutan perubahan
dalam hal pengetahuan.
Maka
pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun, meliputi unsur-unsur
manusiawi, materil, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling
mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran serta mempersiapkan peserta
didik menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari dengan mengorganisasi
lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik (Aqib,
2002: 41).
Unsur
minimal dalam sistem pembelajaran adalah siswa, tujuan dan prosedur. Unsur
dinamis pembelajaran pada diri guru terdiri dari motivasi membelajarkan siswa.
Proses
belajar itu adalah kompleks sekali, tetapi dapat juga di analisa dan diperinci
dalam bentuk prinsip-prinsip atau asas-asas belajar. Hal ini perlu dimiliki
sebagai pedoman dan teknik belajar yang baik diantaranya sebagai berikut.
a. Pembelajaran harus
bertujuan dan terarah. Tujuan akan menuntutnya dalam belajar untuk mencapai
cita-citanya.
b. Pembelajaran memerlukan
bimbingan baik dari guru maupun buku pelajaran itu sendiri
c. Pembelajaran memerlukan
pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga diperoleh
pengertian-pengertian.
d. Pembelajaran memerlukan latihan
dan ulangan agar apa-apa yang telah dipelajari dapat dikuasainya.
e. Pembelajaran adalah
suatu proses aktif dimana terjadi saling pengaruh secara dinamis antara
murid dengan lingkungannya.
f. Pembelajaran harus
disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan.
g. Pembelajaran dikatakan berhasil
apabila telah sanggup menerapkan ke dalam kehidupan sehari-hari.
Pada
umumnya masyarakat mengetahui bahwa fungsi bahasa adalah sebagai alat
komunikasi. Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi, saling berbagi pengalaman,
saling belajar dari yang lain, serta untuk meningkatkan pengetahuan intelektual
dan kesusastraan merupakan salah satu sarana untuk menuju pemahaman tersebut.
Dengan tujuan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa dan sikap
positif terhadap bahasa Indonesia serta menghargai manusia dan nilai-nilai
kemanusiaan.
Bahasa
itu sendiri memiliki arti sistem lambang bunyi yang arbiter yang dipergunakan
oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan
mengidentifikasi diri (Chaer, 1994: 32). Dengan kata lain bahasa itu adalah
sistem lambang bunyi yang arbiter, yang dipergunakan oleh anggota suatu
masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri.
Kata
pembelajaran itu sendiri merupakan perkembangan dari istilah belajar-mengajar
dengan disertai perkembangan cara pandang terhadap makna atau paradigma yang
terkandung di dalamnya.
Pembelajaran
Bahasa Indonesia di sekolah dasar dilaksanakan secara terpadu. Bentuk
keterpaduan tersebut dapat dilakukan antar bidang studi. Pembelajaran bahasa
Indonesia secara terpadu yang harus dilaksanakan sesuai dengan cara anak
memandang dan menghayati dunianya.
Fungsi
pembelajaran Bahasa Indonesia adalah sebagai sarana pembinaan kesatuan dan
persatuan bangsa, peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, sarana penyebarluasan
pemakaian bahsa Indonesia yang baik untuk keperluan menyangkut berbagai masalah,
sebagai sarana pengembangan penalaran dan sbagai sarana pemahaman beragam
budaya Indonesia melalui khazanah Kesusasteraan Indonesia.
2.2
Prinsip- prinsip Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Tujuan
pembelajaran pada dasarnya adalah rumusan kualifikasi kemampuan yang harus
dicapai oleh siswa setelah melakukan proses pembelajaran. Sasaran dari tujuan
pembelajaran meliputi bidang kognitif, afektif dan psikomotor. Secara hirarki
tujuan dapat di urutkan dari mulai yang bersifat umum atau jangka panjang
sampai pada tingkat tujuan jangka panjang sampai dengan yang spesifik.
Pembelajaran
merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri dari unsur dan tujuan,
bahan pelajaran, strategi, alat, siswa dan guru. Semua unsur atau komponen
tersebut saling berkaitan, saling mempengaruhi, dan berfungsi dengan
berorientasi kepada tujuan. Pembelajaran bahasa Indonesia yang di tata dan di
atur sedemikian rupa dengan di dasarkan pada berbagai aspek yang menyangkut
aspek konsep pembelajaran bahasa Indonesia.
Pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia dilaksanakan dengan mengacu pada wawasan
pembelajaran yang dilandasi prinsip humanisme, progresivme dan
rekonstruksionisme (Slamet0, 1995 : 46-51).
1. Prinsip humanisme berisi wawasan
sebagai berikut.
a. Manusia secara fitrah
memiliki bekal yang sama dalam upaya memahami sesuatu. Pendidik bukan
satu-satunya sumber informasi, siswa disikapi sebagai subjek belajar yang
secara kreatif mampu menemukan pemahaman sendiri dan dalam proses belajar
mengajar guru lebih banyak bertindak sebagai model, teman pendamping,
pemotivasi dan fasilitator.
b. Perilaku manusia dilandasi
motif dan minat tertentu. Isi pembelajaran harus memiliki kegunaan bagi siswa
didik secara aktual, dalam kegiatan belajarnya siswa harus menyadari manfaat
penguasaan isi pembelajaran bagi kehidupannya, dan isi pembelajaran harus
disesuaikan dengan tingkat perkembangan, pengalaman dan pengetahuan peserta
didik.
c. Manusia selain
memiliki kesamaan juga memiliki kekhasan. Dengan maksud bahwa layanan pembelajaran
selain bersifat klasikal dan kelompok juga bersifat individual. Selain ada yang
dapat menguasai materi pembelajaran secara cepat juga ada yang menguasai isi
pembelajaran secara lambat dan siswa didik harus disikapi dengan subyek yang
unik, baik menyangkut proses merasa, berfikir dan karakteristik individual
secara hasil bentukan lingkungan keluarga, teman bermain maupun lingkungan
kehidupan sosial masyarakatnya.
2. Prinsip progresivme beranggapan
bahwa:
a. Penguasaan pengetahuan dan
keterampilan tidak bersifat mekanistis tetapi memerlukan daya kreatifitas.
Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan melalui kreativitas ini berkembang
secara berkesinambungan.
b. Dalam proses belajarnya, siswa
seringkali dihadapkan pada masalah yang memerlukan pemecahan secara baru. Dalam
memecahkan masalah tersebut siswa perlu menyaring dan menyusun ulang pengalaman
dan pengetahuan yang dimilikinya secara coba-coba atau hipotesis. Dalam hal ini
terjadi cara berfikir yang terkait dengan suatu pengetahuan dengan pengalaman
atau pengetahuan lain melalui proses berpikir untuk menghasilkan sesuatu.
Terdapatnya kesalahan dalam proses memecahkan masalah maupun pada hasil yang
dibuahkan sebagai bagian dari kegiatan belajar merupakan sesuatu yang wajar.
3. Prinsip konstruksionisme
beranggapan bahwa:
a. Proses belajar disikapi
sebagai kretivitas dalam menata serta menghubungkan pengalaman dan pengetahuan
hingga membentuk suatu keutuhan. Dalam tindak kreatif tersebut murid pada
dasarnya merupakan subyek pemberi makna. Kesalahan sebagai bagian dari kegiatan
belajar justru dapat membuahkan pengalaman dan pengetahuan baru. Sebab dalam
proses pembelajaran, guru sebaiknya tidak menggurui melainkan secara adaptif
berusaha memahami jalan fikiran anak didik untuk kemudian menampilkan sejumlah
kemungkinan. Karena itu, guru juga perlu belajar mengembangkan kreatifitas
sejalan dengan kekhasan subyek didik, peristiwa belajar, konteks pembelajaran
maupun terdapatnya berbagai bentuk perkembangan.
b. Dalam mengembangkan materi
atau bahan ajar, juga harus mempertimbangkan beberapa prinsip seperti sahih,
tingkat kepentingan, kebermanfaatan, layak dipelajari, menarik minat. Bahan
yang dipelajari siswapun harus memperhatikan ruang lingkup, tata urutan,
keberlanjutan dan keterpaduan.
Agar
kegiatan belajar terjadi secara efektif perlu diperhatikan beberapa prinsip
diantaranya :
1. Motivasi, yaitu
dorongan untuk melakukan kegiatan belajar, baik motivasi intrinsik maupun
motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik dinilai lebih baik sebab berkaitan langsung
dengan tujuan pembelajaran itu sendiri.
2. Perhatian atau
pemusatan energi psikis terhadap pelajaran erat kaitannya dengan motivasi.
Untuk memusatkan perhatian siswa terhadap pelajaran bisa didasarkan terhadap
diri siswa itu sendiri dan terhadap situasi pembelajarannya.
3. Aktivitas
belajar itu sendiri adalah aktivitas. Bila pikiran dan perasaan siswa tidak
terlibat aktif dalam situasi pembelajaran pada hakikatnya siswa tersebut tidak
belajar. Penggunaan metode dan media yang bervariasi dapat merangsang siswa
labih aktif belajar.
4. Umpan balik
didalam belajar sangat penting, supata siswa segera mengetahui benar tidaknya
pekerjaan yang ia lakukan. Umpan balik dari guru, sebaiknya yang mampu
menyadarkan siswa terhadap kesalahan mereka dan meningkatkan pemahaman siswa
akan pelajaran tersebut.
5. Perbedaan
individual adalah individu tersendiri yang memiliki perbedaan dari yang lain.
Guru hendaknya mampu memperhatikan dan melayani siswa sesuai dengan hakikat
mereka masing-masing.
Pemberian
motivasi, pemusatan perhatian, pemilihan metode dan media,
pemberian umpan balik dan memahami perbedaan individual merupakan hal yang
penting untuk memulai dalam suatu proses pembelajaran hendaknya guru memegang
prinsip ini untuk menjadi acuan agar dalam tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai, guru dapat mengolah proses pembelajaran dengan baik sehingga peserta
didik yang ada dalam proses pembelajaran tersebut dapat merasa kebutuhannya
akan ilmu yang disajikan oleh guru. Dalam kegiatan pembelajaran terdapat
prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar diantaranya adalah :
1.
Pembelajaran berpusat pada anak sebagai pembangun pengetahuan
2.
Keseimbangan estetika, logika, etika dan kinestetika
3.
Melakukan sesuatu yang nyata untuk pengembangan keterampilan hidup
4.
Mengembangkan kemampuan sosial dan emosional siswa
5.
Mengembangkan keingintahuan, imajinasi dan fitrah Ber-Tuhan
6.
Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah
7.
Mengembangkan kreativitas siswa
8.
Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu, tekhnologi informasi dan komunikasi
9.
Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik
10. Belajar
sepanjang hayat
11. Perpaduan
kompetisi, kerjasama dan setia kawan
2.3
Implementasi Prinsip-prinsip Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Dampak
bagi guru atau pendidik jika telah memahami prinsip-prinsip pembelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia menurut Wardani (2002: 63) antara lain: a) guru menempati
kedudukan sentral dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia,
b) guru lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan keterampilan dan
pengetahuan bahasa dan sastra. c) guru dapat lebih mengembangkan kemampuan
menggunakan ilmu, teknologi informasi dan komunikasi. d) guru dapat
menumbuhkembangkan kesadaran bagi warga Negara yang baik. e) guru merasa harus
belajar sepanjang hayat. f) guru dapat melakukan kompetisi, kerjasama dan
solidaritas dengan cara sehat.
Langkah
awal yang harus dilakukan guru dalam melakukan perencanaan pembelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia. Tema ditetapkan berdasarkan tujuan dalam program
pembelajaran yang ingin dicapai. Tema yang dipilih mengarah pada upaya
meningkatkan atau mengembangkan kemampuan berbahasa siswa melalui kegiatan
pembelajarannya. Selain itu guru dapat merumuskan tujuan pembelajaran khusus.
Berdasarkan tema terpilih dan kompetensi dasar yang harus dikembangkannya,
kemudian dijabarkan menjadi beberapa tujuan pembelajaran khusus yang diharapkan
dapat dicapai siswa selama dan setelah pembelajaran berlangsung. Dapat
merumuskan bahan ajar dan langkah-langkah pembelajaran. Dapat menetapkan bahan
ajar menetapkan langkah-langkah pembelajarannya. Bahan ajar yang dipilih adalah
yang menunjang tema dan berhubungan dengan strategi pembelajaran bahasa
Indonesia yang lebih mencerminkan hakikat dan fungsi Bahasa Indonesia sebagai
alat komunikasi serta Kesusastraan Indonesia sebagai khazanah bangsa.
Dengan
memahami prinsip-prinsip pembelajaran bahasa Indonesia untuk anak sekolah dasar
diharapkan siswa lebih menghargai dan mengembangkan bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan dan bahasa negara, memahami dari segi bentuk makna,
fungsi serta menggunakan dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan,
keperluan dan keadaan. Siswa pun dapat menggunakan bahasa Indonesia untuk
meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional dan kematangan sosial,
memiliki disiplin dan berfikir dan berbahasa serta mampu menikmati dan
memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan Sastra Indonesia sebagai khasanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Motivasi
dalam belajar merupakan hal yang perlu mendapat perhatian karena motivasi
merupakan faktor yang berarti dalam pencapaian prestasi belajar. Dua pembangkit
motivasi belajar yang efektif adalah keingintahuan dan keyakinan akan kemampuan
diri. Setiap siswa memiliki rasa ingin tahu. Guru perlu menyalurkannya dengan
cara, mengajukan pertanyaan di luar kebiasaan.
Keyakinan akan kemampuan diri dapat
ditumbuhkan dengan cara memberikan tugas yang dapat diselesaikan siswa. Prinsip
selanjutnya adalah pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Siswa dapat
belajar dengan baik apabila telah menguasai pengetahua, keterampilan, maupun
sikap. Oleh karena itu, siswa akan menggunakan pengetahuannya untuk menafsirkan
informasi dan pengalamannya. Dengan demikian, guru perlu memahami pengetahuan
awal siswa untuk dikaitkan dengan bahan ajar yang akan dipelajarinya sehingga
dapat membuat lebih mandiri, mudah dan bermakna.
KESIMPULAN
Pada
bagian ini dikemukakan kesimpulan dari hal-hal yang berkaitan dengan uraian
pembahasan diantaranya sebagai berikut.
1. Hakikat dari
pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu belajar berkomunikasi yang mempunyai fungsi
yang esensial sebagai sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa,
peningkatan penguasaan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan.
2. Pembelajaran Bahasa
Indonesia dilaksanakan dengan mengacu pada wawasan pembelajaran yang dilandasi
prinsip Humanisme, Progresivme dan konstruksionisme. Prinsip dalam pembelajaran
bahasa Indonesia merupakan dasar bagi guru dalam menyusun suatu pembelajaran
yang dapat mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri dengan cara
diantaranya adalah pemberian motivasi yaitu dorongan untuk melakukan kegiatan belajar,
baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik. Setelah itu pemberian
perhatian atau pemusatan energi psikis terhadap pelajaran erat kaitannya dengan
motivasi. Untuk memusatkan perhatian siswa terhadap pelajaran bisa didasarkan
terhadap diri siswa itu sendiri dan terhadap situasi pembelajarannya.
Selanjutnya pemilihan penggunaan metode dan media harus tepat dan bervariasi
sehingga dapat merangsang siswa belajar lebih aktif. Selanjutnya Adanya Umpan
balik di dalam belajar sangat penting, agar siswa segera mengetahui benar
tidaknya pekerjaan yang ia lakukan. Selain itu juga guru hendaknya mengetahui
perbedaan individual yang memiliki perbedaan dari yang lain.
3. Setelah memahami
prinsip-prinsip pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, implementasi yang
dapat dilakukan diantaranya guru menempati kedudukan sentral dalam pelaksanaan
pembelajaran Bahasa dan Satra Indonesia, selain itu guru akan lebih
kreatif dan inovatif dalam mengembangkan keterampilan dan pengetahuan berbahasa
dan guru dapat lebih mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu, tekhnologi
informasi dan komunikasi serta menumbuh kembangkan konsep belajar
sepanjang hayat sehingga tercipta seorang guru yang berkompeten di bidangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar