Rabu, 26 April 2017

SINOPSIS NOVEL API AWAN ASAP

Judul : Api Awan Asap
Penulis : Korrie Layun Rampan
Penerbit : Grasindo
Tebal Buku : 176 Halaman
ISBN : 97860203750009

Novel Api Awan Asap karya Korrie Layun Rampan menceritakan mengenai percintaan, kesetiaan, dan berbicara tentang alam sekitarnya yang menjadi sumber kehidupan masyarakat Dayak. Cerita tersebut digambarkan oleh tiga orang tokohnya, yakni Nori, Jue, dan Sakatn yang hidup dalam latar komunitas suku Dayak Benuaq, yakni desa Dempar pedalaman Kalimantan Timur. Permasalahan dalam kehidu-pan ketiga tokoh tersebut dikisahkan dengan alur kilas balik (flashback) sehingga berbagai konflik terjadi dan terlihat pada akhir ceritanya. Ketiga fakta cerita tersebut, yakni tokoh, latar, dan alur sebagai pendukung tema cerita sehingga terjalin keutuhan cerita.
Novel Api Awan Asap mengkisahkan penantian seorang perempuan bernama Nori yang kehilangan suaminya, Jue, selama dua puluh tahun. Mulanya di sebuah kawasan, tepi Sungai Nyawatan, penduduk membangun lou (betang, rumah panjang). Dari lou itu, dua sahabat -Jue dan Sakatn- setelah menempuh perjalanan 300 kilometer, memasuki gua untuk mengambil sarang burung walet. Jue yang baru sebulan menikahi Nori, putri Petinggi Jepi, bertugas masuk ke dalam gua sambil pinggangnya diikat dengan tali plastik; sementara Sakatn menunggu di luar. Dari sinilah Jue menghilang entah kemana. Berhari-hari, bermingu-minggu bahkan sebulan semua penduduk Desa mencari Jue, namun hasilnya nihil dan Jue pun dianggap telah hilang jejak dalam gua tersebut.
Jue menghilang sebulan setelah pelaksanaan pesta pernikahannya dengan Nori. Selama dua puluh tahun itu, Nori sebagai seorang istri merelahkan sebagian masa hidupnya menanti kedatangan suaminya kembali, walaupun ia sendiri merasa tidak yakin apakah suaminya masih dalam keadaan hidup atau telah tiada. Penantiannya itu didedikasikan sebagai wujud kesetiaan seorang perempuan sebagai istri kepada suaminya. Sebenarnya, sudah banyak laki-laki yang datang melamar untuk menjadikannya istri, tetapi Nori tetap pada pendiriannya karena ia merasa masih terikat perkawinan dengan Jue, suaminya.
Seiring berjalannya waktu Sakatn ingin meminang Nori yang berstatus janda sebagai istrinya. Di antara sekian banyak lelaki yang ingin memperistri Nori, Sakatn adalah lelaki yang sejak lama menaruh hati pada Nori. Dahulu, Sakatn adalah teman sepermainan Nori dan Jue semasa kecil. Mereka bersahabat semenjak kanak-kanak hingga beranjak dewasa. Ketika Sakatn memiliki perasaan tertarik kepada Nori, Jue, sahabatnya, lebih dahulu mempersunting Nori untuk dijadi kan istrinya. Nori menerima lamaran Jue, sedangkan Sakatn mengalah demi persahabatan mereka bertiga. Kemudian, setelah Jue hilang di dalam sebuah gua ketika sedang mencari sarang burung wallet menyebabkan Nori menjadi janda, barulah Sakatn memberanikan diri meminang Nori. Setelah sekian lama dengan berbagai kisah perjalanan hidup yang dilewati, akhirnya Sakatn memberanikan diri untuk melamar secara adat dengan membawa seserahan yang begitu banyaknya. Nori pun akhirnya menerima lamaran itu. Akhirnya mereka melangsungkan acara lamaran sesuai dengan budaya setempat yang mereka yakini dengan disaksikan seluruh masyarakat desa Dempar.
Kisah ini pun tidak berjalan mulus, harus membutuhkan perjuangan yang besar untuk memperistri Nori. Meskipun demikian akhirnya Nori pun menerima lamaran Sakatan dengan berbagai syarat yang harus Sakatn penuhi. Pesta pernikahan berlangsung sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, namun pernikahan tersebut dinodai dengan Pune, anak Nori dan Jue, yang terjatuh saat membawa darah kerbau sebagai ritual terakhir dari prosesi pernikahan ibunya. Putri Nori dari bibit Jue, tiba-tiba terperosok dalam sebuah lubang aneh. Kakinya terasa dipegang orang dari bawah tanah. Orang-orang mengira yang mencekal kaki Pune adalah hantu tanah. Namun, setelah khalayak ramai-ramai menarik Pune dari longsoran tanah, tiba-tiba muncul seseorang seperti manusia purba ke permukaan tanah. Badannya putih pucat karena tak pernah kena sinar matahari, rambutnya panjang melewati tumit, dan matanya sipit. Tak ada yang bisa mengidentifikasi bahwa manusia tanah yang dikira tonoy itu adalah Jue, kecuali Nori dan Petinggi Jepi. Lalu, cerita mengalami kilas balik ke masa lalu, saat Nori masih remaja dan menikah dengan Jue suami dan cinta sejatinya yang hilang dalam gua.
Selama nyaris dua puluh tahun Nori menjanda, membesarkan anaknya, juga memajukan desanya. Tidak sebersit pun ia menanggapi lamaran Sakatn yang tak henti datang menghampirinya. Nori pun dibuat bimbang dengan tawaran pernikahan ini. Apalagi, sebenarnya ia masih berharap bahwa Jue--entah bagaimana ceritanya--masih hidup. Cinta Nori begitu besar kepada Jue meskipun hanya sempat bersama dengannya satu bulan saja. Perkawinan Nori dengan Jue terasa begitu indah, walaupun hanya sebulan kebahagiaan itu dinikmatinya. Cintanya pada Jue, membuat Nori merelakan sepanjang hidupnya hanya pasrah dan menunggu kedatangan Jue. Sebagai seorang istri, Nori menerima dan menjalani peran kulturnya menjadi istri yang baik dan setia.
Selain kisah percintaan tersebut, cerita tentang lingkungan dan budaya suku Dayak Benuaq disajikan di sini. Ayah Nori adalah seorang tetua adat, dimana posisinya selain sebagai seorang pemimpin juga bertanggung jawab seputar apa yang terjadi dengan hutan yang sudah turun menurun mereka jaga. Keberadaan orang-orang kota, dengan surat-surat yang menyatakan tentang klaim kepemilikan dan penguasaan hutan menjadi ancaman. Belum lagi, asap membumbung karena mereka tidak paham bagaimana proses pengelolaan hutan dengan baik dan benar.
Di sebuah kawasan, tepi Sungai Nyawatan, pendudsuk membangun lou (betang, rumah panjang). Dari lou itu, dua sahabat -Jue dan Sakatn- setelah menempuh perjalanan 300 kilometer, memasuki gua untuk mengambil sarang burung walet. Jue yang baru sebulan menikahi Nori, putri Petinggi Jepi, bertugas masuk ke dalam gua sambil pinggangnya diikat dengan tali plastik; sementara Sakatn menunggu di luar. Karena diam-diam Sakatn juga mencintai Nori, Sakatn lalu mengerat tali plastik itu. Akibatnya, Jue tersesat dalam gua yang gulita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Template Makalah (Non Penelitian)

JUDUL  (Judul Artikel Ditulis dengan Font Times New Roman 14, Maksimum 14 Kata untuk Bahasa Indonesia dan 12 Kata untuk Bahasa Inggris,)    ...