Jumat, 10 Juni 2022

NILAI KEBUDAYAAN YANG TERKANDUNG DALAM NOVEL GUGUR BUNGA KEDATON

A.           LATAR BELAKANG

Novel termasuk dalam fiksi berbentuk prosa. Kata novel berasal dari bahasa Itali yaitu kata novella yang dalam bahasa Jerman berasal dari kata novella, sedangkan secara harfiah kata novella memiliki arti sebuah barang baru yang kecil, dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa (Abrams dalam Nurgiantoro, 2007: 8).

Nilai-nilai dalam novel tersebut adalah dapat dikaji dengan antropologi sastra. Antropologi sastra menekankan pada analisis karya sastra yang didasarkan atas aspek-aspek kebudayaan yang terkandung dalam karya sastra itu sendiri. Salah satu novel yang banyak mengandung nilai kebudayaan adalah novel Gugur Bunga Kedaton karya Wahyu H. R. Novel ini menceritakan sejarah Majapahit kuno yang sangat kental akan kehidupan masyarakat Jawa pada zaman tersebut.

Penelitiam ini menggunakan  antropologi sastra sebagai objek formal. Adapun alasannya digunakan kajian antropologi sastra dikarenakan novel ini memuat masalah kehidupan sosial masyarakat dari sistem kerajaan yang mwngenal adanya kasta hingga kehidupan rakyat jelata. Selain itu, novel ini banyak memuat nilai-nilai keagamaan yang berkembang pada masa kerajaan Majapahit kuno yang penuh dengan kepercayaankepercayaan yang berbau mistis dan bertentangan dengan ajaran agama murni. Novel ini juga banyak memuat nilai-nilai kebudayaan, yang nantinya menjadi sorotan utama dalam penelitian.

Koentjaraningrat (1987: 85) nilai budaya terdiri dari konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebahagian besar warga masyarakat mengenai hal-hal yang mereka anggap amat mulia. Dalam kehidupan masyarakat, sistem nilai ini berkaitan dengan sikap dan tingkah laku manusia. Sistem nilai adalah bagian terpadu dalam etika moral yang dijabarkan dalam norma-norma sosial, sistem hukum dan adat yang berfungsi sebagai tata kelakuan untuk mengatur masyarakat.

Wahyu H. R merupakan penulis, pemerhati masalah failsafat, budaya, dan sejarah yang lahir di Jombang. Selain itu, penulis juga berperan sebagai praktisi spiritual. Penulis memiliki hobi bertualang menjelajah alam, mendaki gunung, dan senang akan situs-situs sejarah. Peneliti memilih karya Wahyu H. R didasarkan atas gaya pengarang yang berbeda dengan penulis-penulis lain, salah satunya adalah Wahyu H. R mengemas cerita sejarah dalam bentuk novel kolosal yang mempermudah para pembaca untuk mengenal sejarah dengan sudut pandang dan penceritaan yang dibumbui oleh fiksi di dalamnya.

Novel Gugur Bunga Kedaton karya Wahyu H. R merupakan novel yang di dalamnya banyak nilai kebudayaan. Nilai kebudayaan yang terdapat dalam novel ini terlihat pada kehidupan masyarakat Jawa dan agama Hindu yang melatari cerita dalam novel tersebut. Novel ini menyoroti perjalanan kerajaan Majapahit kuno serta keadaan masyarakat pada zaman tersebut. Penulis menceritakan sejarah kerajaan Majapahit yang telah berada dalam kemunduran dari masa kejayaannya. Kekuatan Majapahit yang luar biasa dapat ditaklukkan oleh kerajaan Demak, kerajaan kecil yang berada di pesisir utara pulau Jawa.

Masalah yang menarik dalam penelitian ini adalah peneliti terfokus pada nilai-nilai kebudayaan yang terdapat dalam novel Gugur Bunga Kedaton. Adapun nilai-nilai kebudayaan tersebut akan digali dengan menggunakan teori yang dipaparkan oleh Djamaris yang mencakup lima nilai kebudayaan. Nilai kebudayaan yang akan dikaji dalam penelitian meliputi; 1) nilai kebudayaan hubungan manusia dengan Tuhan, 2) nilai kebudayaan hubungan manusia dengan alam, 3) nilai kebudayaan hubungan manusia dengan masyarakat, 4) nilai kebudayaan hubungan manusia dengan sesama atau orang lain, dan 5) nilai kebudayaan hubungan manusia dengan dirinya sendiri.

Sehubungan dengan hal di atas, maka penelitian nilai kebudayaan dalam novel Gugur Bunga Kedaton karya Wahyu H. R akan dianalisis menggunakan tinjauan antropologi sastra dengan judul “Nilai Kebudayaan dalam Novel Gugur Bunga Kedaton Karya Wahyu H. R: Kajian Antropologi Sastra.

Nurgiyantoro (2009: 15) menyatakan bahwa novel merupakan karya yang bersifat realistis dan mengandung nilai psikologi yang mendalam sehingga novel dapat berkembang dari sejarah, surat-surat, bentuk-bentuk nonfiksi atau dokumen-dokumen, sedangkan roman atau romansa lebih bersifat puitis. Stanton membedakan unsur pembangun sebuah novel ke dalam tiga bagian yaitu tema, fakta cerita, dan sarana pengucapan sastra.

Antropologi sastra, menurut Poyatos (dalam Ratna, 2011: 33) merupakan analisis sastra antarbudaya, kebudayaan yang berbeda-beda, semacam sastra bandingan. Analisis antropologis adalah usaha untuk mencoba memberikan identitas terhadap karya tersebut, dengan menganggapnya sebagai mengandung aspek tertentu, dalam hubungan ciri-ciri kebudayaannya.

Djamaris (2001: 3) mengungkapkan bahwa nilai budaya dikelompokkan ke dalam lima pola hubungan, yaitu (1) nilai budaya dalam hubungan manusia dengan Tuhan, (2) nilai budaya dalam hubungan manusia dengan alam, (3) nilai budaya dalam hubungan manusia dengan masyarakat, (4) nilai budaya dalam hubungan manusia dengan orang lain atau sesamanya, (5) nilai budaya dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri. Implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan; implementasi adalah suatu proses, aktivitas yang digunakan untuk menstransfer ide atau gagasan yang dituangkan dalam desain (tertulis) agar dilaksanakan sesuai dengan desain tersebut.

 

B.            METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Metode penelitian yang digunakan dalam menganalisis novel Gugur Bunga Kedaton karya Wahyu H. R adalah metode kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif ini memanfaatkan strategi studi kasus terpancang. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis data-data tertulis berupa kata-kata, kalimat, paragraf, atau wacana yang terdapat pada novel Gugur Bunga Kedaton karya Wahyu H. R diperoleh nilai-nilai kebudayaan melalui tinjauan antropologi sastra.

Adapun objek penelitian ini adalah nilai kebudayaan yang terkandung dalam novel Gugur Bunga Kedaton. Hal yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah struktur pembangun novel, nilai kebudayaan yang terdapat dalam novel.

Sumber data penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer adalah sumber data asli yang bersumber langsung dari tangan pertama peneliti. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah novel Gugur Bunga Kedaton karya Wahyu H. R yang diterbitkan oleh Metamind (Creative Imprint of Tiga Serangkai) tahun 2015 setebal 733 halaman. Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau lewat perantara, tetapi tetap bersandar kepada kategori atau parameter yang menjadi rujukan. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah biografi pengarang dan karya-karya Wahyu H. R lainnya.

Pengumpulan data dalam penelitian menggunakan teknik pustaka, simak, dan catat. Teknik pustaka, yaitu peneliti membaca novel Gugur Bunga Kedaton karya Wahyu H. R secara keseluruhan. Teknik simak, yaitu peneliti menyimak secara cermat dan teliti teks novel Gugur Bunga Kedaton karya Wahyu H. R agar memperoleh data yang diinginkan. Teknik catat, yaitu data yang diperoleh dari penyimakkan kemudian dicatat, sesuai dengan data yang diperlukan dalam penelitian.

Validitas atau keabsahan data merupakan kebenaran data dari proses penelitian. Dalam mendapatkan data, dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi. Trianggulasi merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomenologi yang bersifat multiperspektif. Penelitian ini menggunakan trianggulasi teoretis yang dilakukan dengan cara memahami beberapa teori untuk menguatkan penelitian yang akan dilakukan. Adapun teori yang dikemukakan oleh Djamaris mengenai nilai kebudayaan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah  pembacaan model semiotika yang terdiri atas teknik pembacaan heuristik dan hermeneutik. Adapun langkah awal dalam menganalisis novel Gugur Bunga Kedaton karya Wahyu H. R dalam penelitian ini adalah dengan pembacaan awal. Menganalisis unsur pembangun novel yang meliputi tema, fakta cerita, dan sarana sastra. Langkah kedua dengan pembacaan  hermeneutik merupakan cara yang dilakukan oleh pembaca dengan bekerja secara terus-menerus lewat pembacaan teks sastra secara bolak-balik dari awal sampai akhir. Dengan menasfsirkan makna peristiwa dan kejadian-kejadian yang terdapat dalam novel Gugur Bunga Kedaton karya Wahyu H. R hingga menemukan nilai-nilai kebudayaan dalam cerita tersebut.

 

C.           HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sebelum peneliti lebih lanjut meneliti nilai-nilai budaya yang terdapat dalam novel Gugur Bunga Kedaton karya Wahyu H. R, peneliti terlebih dahulu meneliti latar sosiohistoris pengarang untuk menemukan ciri kesusastraan yang digunakan engarang dalam setiap karyanya. Adapun yang dibahas dalam latar sosiohistoris pengarang antara lain adalah (1) biografi Wahyu H. R, (2) hasil karya Wahyu H. R, (3) ciri kesusastraan pengarang, dan (4) latar sosial budaya pengarang. Ciri kesusastraan yang menunjukkan kekhasan pengarang Wahyu H. R dalam setiap karyanya antara lain adalah; (a) karya-karyanya berkaitan dengan cerita sejarah, (b) memiliki daya komunikatif, (c) mengungkap realitas sosial budaya, dan (d) banyak menggunakan istilah-istilah strategi perang.

Analisis kedua dalam penelitian ini adalah menganalisis struktur pembangun novel dengan menggunakan teori Robert Stanton. Stanton (2007: 11-36), membedakan unsur pembangun sebuah novel ke dalam tiga bagian yaitu tema, fakta cerita, dan sarana psastra. Analisis struktur pembangun novel sebagai berikut.

1.             Tema dalam novel Gugur Bunga Kedaton berkaitan keruntuhan kerajaan Demak Bintoro inilah yang dijadikan tema dalam novel tersebut dan digunakan sebagai judul dari novel. Gugur Bunga Kedaton menggambarkan suatu kerajaan atau kedatonan yang runtuh.

2.             Fakta cerita dalam novel Gugur Bunga Kedaton sebagai berikut.

a.              Alur dalam novel Gugur Bunga Kedaton karya Wahyu H. R adalah alur maju.

b.             Tokoh yang menonjol dalam novel Gugur Bunga Kedaton antara lain adalah. Tokoh utama dalam novel ini adalah Rara Galuh yang merupakan selir dari Raja Demak Bintoro. Sultan Trenggono menjadi tokoh pendukung pemeran utama yang berperan sebagai raja di Kerajaan Demak Bintoro.

c.              Latar pada novel Gugur Bunga Kedaton dibagi menjadi tiga yaitu latar tempat, waktu, dan sosial. Latar tempat yang paling dominan terjadi di Demak Bintoro, Ujung Galuh dan Bang Wetan. Latar waktu terjadi pada sekitar tahun 1478-an sampai tahun 1546-an atau sekitar 69 tahunan. Latar sosial yang terdapat pada novel berhubungan dengan kehidupan masyarakat Jawa pada masa kerajaan Majapahit dan Demak Bintoro. Banyak kekisruhan dan peperangan yang terjadi pada masa ini.

 

Analisis selanjutnya, difokuskan pada analisis nilai-nilai budaya yang terdapat dalam novel Gugur Bunga Kedaton karya Wahyu H. R. Adapun nilainilai budaya yang akan dianalisis akan ditinjau menggunakan teori Djamaris yang menyangkut lima nilai budaya. Berikut merupakan analisis nilai budaya yang telah dilakukan yang dapat mewakili analisis secara keseluruhan.

 

1.             Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan Tuhan

Sastrapratedja (dalam Djamaris, 1994: 3) menyatakan bahwa manusia pada dasarnya adalah homo religious, yaitu makhluk beragama. Homo religious adalah tipe manusia yang hidup dalam satu alam yang sakral, penuh dengan nilai-nilai religius dan dapat menikmati sakralitas yang ada dan tampak dalam semesta alam materi, alam tumbuh-tumbuhan, alam bintang, dan alam manusia.

Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan tuhan adalah  yang terdapat dalam novel Gugur Bunga Kedaton karya Wahyu H. R meliputi nilai ketawakalan, ketakwaan, iman kepada takdir, bersyukur, dan keridaan. Data yang mewakili nilai budaya dalam hubungan manusia dengan Tuhan yang termasuk dalam nilai ketawakalan sebagai berikut.

 

(98) “Fokuskan hati dan pikiranmu pada Allah Ta’ala, Dialah yang menjadi sesembahan kita semua, Yang Mahasuci lagi Mahamulia. Dialah tujuan kita semua, ” jawab Raden Makdum Ibrahim (GBK, 2015: 43).

 

Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna karena memiliki akal yang membedakannya dari makhluk lainnya. Kutipan tersebut menunjukkan bahwa sebagai manusia, kita hendaknya menyembah Allah dan menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah karena untuk Allahlah tujuan dari manusia hidup. Ketawakalan dapat diwujudkan dengan cara beribadah, mengingat selalu dalam hati atas kebesaran dan keberadaan Allah. Nilai ketawakalan merupakan nilai yang berhubungan antara manusia langsung dengan Tuhannya.

 

2.             Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan masyarakat

 selalu dikaitkan dengan orang lain. Manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan antara satu dengan lainnya. Dalam masyarakat ada interaksi sosial, interaksi inilah yang digunakan manusia untuk berkomunikasi antara satu dengan lainnya.

Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan masyarakat yang terdapat dalam novel Gugur Bunga Kedaton karya Wahyu H. R antara lain adalah musyawarah, gotong-royong, keselarasan atau keseimbangan, dan solidaritas. Data yang mewakili nilai budaya dalam hubungan manusia dengan masyarakat yang termasuk dalam nilai musyawarah sebagai berikut.

 

(121) Raden Jimbun putra sang Prabu Kertabhumi sedang mengadakan musyawarah di Paseban Kadipaten Glagah Wangi (GBK, 2015: 49).

 

Kutipan di atas menunjukkan adanya musyawarah yang diadakan oleh Raden Jimbun. Musyawarah tersebut membahas mengenai serangan yang akan dilancarkan pada kerajaan Majapahit, yang dianggap sebagai menghalang penyebaran agama Islam di Jawa. Musyawarah merupakan bentuk dari diskusi yang dilakukan untuk untuk memperoleh kesepakatan. Musyawarah menandai adanya nilai hubungan antara manusia dengan masyarakat.

 

3.             Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan orang lain

Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan orang lain menunjukkan bahwa dalam hidup bermasyarakat manusia tidak bisa lepas dari campur tangan orang lain. Maka dari itu manusia disebut dengan makhluk sosial. Aristoteles menyatakan bahwa manusia sebagai zoom politicon yang artinya manusia tidak dapat hidup sendiri, terlepas dari kehidupan masyarakat sekitarnya.

Adapun nilai budaya dalam hubungan manusia dengan orang lain yang terdapat pada novel Gugur Bunga Kedaton yaitu nilai kasih sayang, kesetiaan, kepatuhan terhadap orang tua, dan kebijaksanaan. Data yang mewakili nilai budaya dalam hubungan manusia dengan masyarakat yang termasuk dalam nilai kasih sayang sebagai berikut.

 

(143) Hidup rukun saling menyayangi dan mengasihi bagai satu tubuh yang bersatu. Bila ada yang tersakiti maka bagian tubuh yang lain pun akan merasa sakit pula (GBK, 2015: 305).

 

Nilai kasih sayang dapat dilihat pada kutipan tersebut. Hal ini dapat dilihat dengan adanya hidup rukun yang terjadi pada masyarakat Demak Bintoro sehingga timbullah rasa saling menyayangi dan mengasihi. Masyarakat hidup saling rukun dan bersatu seperti satu tubuh, bila ada yang terluka maka seluruh tubuh akan merasakan sakit tersebut.

 

4.             Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan diri sendiri

Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk sosial dan makhluk individual. Sebagai makhluk individu manusia memiliki hak-hak yang bersifat pribadi yang harus dihargai oleh orang lain. Windagdho (dalam Djamaris, 1990: 65) memaparkan bahwa manusia berbudaya itu mengenali dirinnya, berunding dengan dirinya sendiri sehingga tidak tergantung secara mutlak dari kekangan dan tawaran dari sekelilingnya, dan menguasai dunia sekitarnya.

Adapun nilai budaya dalam hubungan manusia dengan diri sendiri yang terdapat pada novel Gugur Bunga Kedaton yaitu nilai kemauan keras, menuntut ilmu, menghayati adat dan agama, keberanian dan kewaspadaan. Data yang mewakili nilai budaya dalam hubungan manusia dengan masyarakat yang termasuk dalam nilai berusaha keras sebagai berikut.

 

(153) “Kita berlomba-lomba dalam amar ma’ruf nahi munkar, menghilangkan kemusyrikan, dan mengagungkan agama tauhid. Semoga Allah Ta’ala memberi rida-Nya” (GBK, 2015: 325).

 

Pada kutipan tersebut terlihat adanya nilai berusaha keras dalam memperoleh pahala dengan cara berlomba-lomba dalam hal kebaikan. Pada zaman kerajaan Majapahit banyak penyelewengan dalam hal agama terutama kemusyrikan seperti menyembah benda mati dan menyembah roh-roh ghaib. Dalam hal ini, para sunan berlomba-lomba menyebaran kebaikan dan memurnikan ajaran agama tauhid yaitu agama Islam.

 

5.             Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan alam

Hubungan manusia dengan alam yaitu bagaimana manusia memandang alam karena masing-masing kebudayaan mempunyai persepsi yang berbeda tentang alam. Alam menyediakan berbagai kebutuhan yang dibutuhkan oleh manusia, maka sepatutnya manusia menjaga alam agar dapat memperoleh manfaat dari alam itu sendiri.

Adapun nilai budaya dalam hubungan manusia dengan alam yang terdapat pada novel Gugur Bunga Kedaton yaitu nilai manusia yang bersatu dengan alam dan manusia yang menaklukkan atau mendayagunakan alam. Data yang mewakili nilai budaya dalam hubungan manusia dengan masyarakat yang termasuk dalam nilai manusia yang bersatu dengan alam sebagai berikut.

 

(166) Hidup bersama dan menyatu dengan alam. Sungguh tidak terbayangkan sebelumnya. Tidak henti-hentinya ia memandang hamparan padi yang menguning siap dipanen. Ladang jagung buahnya sudah berisi enak untuk di bakar. Sayur-mayur tumbuh subur bersebelahan tampak hijau segar (GBK, 2015: 149).

 

Data di atas menunjukkan bahwa adanya penyatuan antara manusia dengan alam. Manusia yang mampu hidup berdampingan dengan alam dapat mempertahankan hidupnya dengan memanfaatkan segala yang ada di alam. Buah dan sayuran yang ada di alam merupakan suatu hasil alam yang dapat dikelola dan dimanfaatkan manusia. Penyatuan inilah yang mencerminkan adanya manusia berhubungan dengan alam.

 

D.           SIMPULAN

Berdasarkan kajian teori, hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat ditarik simpulan sebagai berikut.

1.             Latar sosiohistoris digunakan untuk mengetahui latar sosial pengarang yaitu Wahyu H. R dan kepengarangannya. Wahyu H. R merupakan pengarang yang memiliki kegemaran mengenai sejarah, karena itu banyak novel-novelnya yang mengangkat tema sejarah. Banyak karya yang telah diterbitkannya, dari cerpen, novel, hingga buku. Ciri khas kesusastraan Wahyu H. R antara lain adalah; (a) karya-karyanya berkaitan dengan cerita sejarah, (b) memiliki daya komunikatif, (c) mengungkap realitas social budaya, dan (d) banyak menggunakan istilah-istilah strategi perang.

2.             Analisis struktural pada penelitian ini digunakan untuk menganalisis unsur-unsur yang terkandung dalam novel Gugur Bunga Kedaton karya Wahyu H. R yang kajiannya dibatasi pada unsur tema dan fakta cerita (alur, penokohan, dan latar).

a.              Tema dalam novel Gugur Bunga Kedaton berkaitan tokoh Rara Galuh.

Rara Galuh merupakan selir Sultan Trenggono. Keruntuhan kerajaan Demak Bintoro inilah yang dijadikan tema dalam novel tersebut dan digunakan sebagai judul dari novel. Gugur Bunga Kedaton menggambarkan suatu kerajaan atau kedatonan yang runtuh.

b.             Fakta cerita dalam novel Gugur Bunga Kedaton sebagai berikut.

1)            Alur dalam novel Gugur Bunga Kedaton karya Wahyu H. R adalah alur maju.

2)            Tokoh yang menonjol dalam novel Gugur Bunga Kedaton antara lain adalah. Tokoh utama dalam novel ini adalah Rara Galuh yang menjadi selir dari Raja Demak Bintoro, Sultan Trenggono. Sultan Trenggono menjadi tokoh pendukung pemeran utama yang berperan sebagai Raja di Demak Bintoro.

3)            Latar pada novel Gugur Bunga Kedaton dibagi menjadi tiga yaitu latar tempat, waktu, dan sosial. Latar tempat yang paling dominan terjadi di Demak Bintoro, Ujung Galuh dan Bang Wetan. Latar waktu terjadi pada sekitar tahun 1478-an sampai tahun 1546-an atau sekitar 69 tahunan. Latar sosial yang terdapat pada novel berhubungan dengan kehidupan masyarakat Jawa pada masa kerajaan Majapahit dan Demak Bintoro. Banyak kekisruhan dan peperangan yang terjadi pada masa ini.


3.             Novel Gugur Bunga Kedaton karya Wahyu H. R merupakan novel yang banyak mengandung nilai kebudayaan. Dalam novel tersebut terdapat lima nilai budaya yang dianalisis menggunakan teori yang dipaparkan oleh Djamaris. Nilai tersebut meliputi nilai budaya dalam hubungan manusia dengan Tuhan yang terdiri dari nilai ketawakalan, ketakwaan, iman kepada takdir, bersyukur, dan keridaan, nilai budaya dalam hubungan manusia dengan masyarakat yang terdiri dari nilai musyawarah, gotong-royong, keselarasan atau keseimbangan, dan solidaritas, nilai budaya dalam hubungan manusia dengan orang lain yang terdiri dari nilai kasih sayang, kesetiaan, kepatuhan terhadap orang tua, dan kebijaksanaan, nilai budaya dalam hubungan manusia dengan diri sendiri yang terdiri dari nilai kemauan keras, menuntut ilmu, menghayati adat dan agama, keberanian dan kewaspadaan, dan nilai budaya dalam hubungan manusia dengan alam yang terdiri dari nilai manusia yang bersatu dengan alam dan manusia yang menaklukkan atau mendayagunakan alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Template Makalah (Non Penelitian)

JUDUL  (Judul Artikel Ditulis dengan Font Times New Roman 14, Maksimum 14 Kata untuk Bahasa Indonesia dan 12 Kata untuk Bahasa Inggris,)    ...