Sabtu, 04 Juni 2022

RINGKASAN PSIKOLOGI ANALITIKAL

Jung pada mulanya seorang pengikut setia Freud, namun kemudian mempunyai beberapa pandangan penting yang berbedah.

  • Menolak pandangan Freud mengenai pentingnya seksualitas. Menurutnya kebutuhan seks setara dengan kebutuhan manusia lainnya, seperti makan, kebutuhan spiritual dan pengalaman religius.
  • Jung menantang pandangan mekanistik terhadap dunia dari Freud; bagi Jung tingkah laku manusia dipicu buikan hanya oleh masa lalu tetapi juga oleh pandangan bersifar masa lalu dan antisipasi masa depan dapat mempengaruhi/membentuk tingkah laku Freud meandang kehidupansebagai usaha menusnakan atau menekan kebutuhan insting yang terus menerus timbul, sedangkan Jung memandang kehidupan sebagai perkembangan yang kreatif.
  • Jung menemukan teori kepribadian yang bersifat racial.

 Srtuktur Kepribadian

            Kepribadian atau psyche adalah mencakup keseluruhan pikiran, perasaan dan tingkah laku, kesadaran dan ketidak sadaran. Kepribadian membimbing orang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan social dan lingkungan fisik. Sejak awal kehidupan, kepribadian adalah kesatuan atau berpotensi membentuk kesatuan. Ketika mengembangkan kepribadian, orang harus berusaha mempertahankan kesatuan dan harmoni antar semua elemen kepribadian.

            Kepribadian disusun oleh sejumlah system yang beroperasi dalam tiga tingkat kesadaran; ego beroperasi pada tingkat sadar, kompleks beroperasi pada tingkat tak sadar pribadi, dan arsetip beroperasi pada tingkat tak sadar kolektif.

 

Kesadaran dan Ego

            Kesadaran muncul pada awal kehidupan bahkan mungkin sebelum dilahirkan. Seara berangsur. Kedaran bayi yang umum-kasar, menjadi semakin spesifik ketika bayi iyu mengenal manusia dan obyek disekitarnya. Menurut Jung hasil pertama dari proses diferensiasi kesadaran itu adalah Ego. Sebagai organisasi kesadaran, Ego berperan penting dalam menentukan persepsi, pikiran, perasaan dan ingan yang bias masuk dalam kesadaran. Tanpa seleksi Ego, jiwa manusia bias menjadi kacau karena terbanjiri oleh pengalaman yang semuanya bebas masuk dalam kesadaran. Dengan menyaring pengalaman, Ego berusaha memelihara keutuhan dalam kepribadian dan memberi orang perasaan continuitas dan identitas.

 Taksadar Pribadi

            Pengalam yang tak disetuji oleh Ego untuk muncul ke sadar tidak hilang tetapi disimpan dalam personal unconscious ( taksadar kepribadian berisi pengalaman mirip dengan prasadar dari Freud), sehingga taksadar pribadi berisi pengalaman yang ditekan, dilupakan, dan yang gagal menimbulkan kesan sadar. Bagian terbesar dari isi tak sadar pribadi mudah dihancurkan oleh kesadaran yakni ingatan siap yang sewaktu-waktu dapat dimunculkan ke kesadara.

Di dalam taksadar pribadi, sekelompok idea (perasaan-perasaan, pikiran-pikiran, persepsi-persepsi, ingatan-ingatan) mungkin mengorganisir diri menjadi satu disebut complex. Jung menemukan compeks ini melalui risetnya dalam osiasi kata. Sering terjadi orang kesulutan membuat asosiasi kata tertentu yang menurut Jung kesulitan. Itu terjadi karena kata itu dalam ketidaksadaran pribadi berhubungan dengan organisasi pikiran-perasaan-ingatan yang bemuatan emosi yang kuat.

Istilah kompleks telah menjadi bahasa sehari-hari. Orang yang dikatakan mempunyai kompleks kalau orang itu jenuh dengan sesuatu yang mempengaruhi hamper semua tingkah lakunya sampai-sampai dikatakan oleh Jung, bukan orang orang itu yang meniliki kompleks tetapi komplekslah yang memiliki orang itu. Kompleks mempunya inti, yaitu inti kompleks yang bertindak sebagai magnet menarik atau mengkonsentrasikan berbagai pengalaman kearahnya, sehingga inti itu dipakai untuk menamai kompleks itu.inti dan unsur yang tekait dengannya bersifar taksadar tetapi kaitan-kaitan tersebut dapat dan sering menjadi sadar

Misalnya, remaja putri yang memiliki komplek inferior, dia teropsesi dengan penilaian bahwa dirinya kurang berkemampuan, kurang berbakkat, kurang menarik dibandirigkan dengan orang lain. Dia yakin (sadar) bahwa inferioritasnya akibat dari prestasi buruknya disekola hanya mempunyai sedikit teman dan tidak mampu mengemukakan kemauan dan keinginan. Orang yang mengidap kompleks ibunya; pikiran, perasaan, dan perbuatannya dituntut oleh konsepsi tentang ibu, perasaan ibu, nasehat ibu, kebahagiaan ibu.

 Taksadar Kolektif

            Disebut juga trans personal unconscocious, konsep asli Ju yang paling kontrofersial; suatu system psikis yang paling kuat dan paling berpengaruh, dan pada kasus-kasus atau logic mengungguli Egi dan Ketidaksadaran pribadi. Menurut Jung evolusi makhluk ( manusia) memberi cetak biru, bukan hanya mengenai fisik/tubuh tetapiu juga mengenai kepribadian. Taksadar kolektif adalah gudang ingatan laten yang diwariskan oleh leluhur baik leluhurdalam wujud manusia maupun leluhur pra manusia/binatang (ingatan teori evolusi Darwin). Ingatan yang diwariskan adalah pengalaman-pengalaman umum yang terus menerus berulang lintas generasi. Namun yang diwariskan itu bukanlah memori atau pikiran yang spesifik, tetapi lebih sebagai predisposisi (kecenderungan untuk bertindak) atau potensi untuk memikirkan sesuatu.

            Adanya predisposisi membuat orang menjadi pekah, dan mudahmembentuk kecenderungan tertenru, walaupun tetap membutuhkan pengalaman dan belajar. Manusia lahir dengan potensi kemampuan mengamati tiga dimensi namun kemampuan itu baru diperoleh sesudah manusia belajar melalui pengalamannya. Proses yang sama terjadi pada kecenderungan rasa takut ular dan kegelapan, menyanyi anak, serta keyakinan akan adanya Tuhan. Taksadar kolektif merupakan fondasi rasa yang diwariskan dalam keseluruhan struktur kepribadian.

 Arsetip

            Taksadar kolektif berisi image dan bentuk pikiran yang banyaknya tak terbatas, tetapi Jung memusatkan diri pada image dan bentuk pikiran yang muatan emosinya besar, yang diriamakannya archetype (diriamakan juga domina, primordial image, imago, mitologic image, atau pola tingkah laku). Seperti semua gambaaran primordial lainnya, arsetip adalah bentuk tanpa isi, mewakili atau melambangkan peluang munculnya jenis persepsi dan aksi tertentu. Mereka memiliki kekuatan yang sangat besar, kekuatan pengalaman manusia yang berusia ribuhan tahun.

 Arsetip

Tak sadar kolektif berisi image. dan bentuk fikiran yang banyaknya tak terbatas, tetapi Jung memusatkan diri pada image dan bentuk fikiran yang muatan emosinya besar, yang diriamakannya archeiype (diriarnakan juga dominan, primordial image, imago,. mitologic image, atau pola tingkahlaku). Seperti semua gambaran primordial lainnya, arsetip adalah bentuk tanpa isi, mewakili atau melambangkan peluang munculnya jenhs persepsi dan aksi tertentu. Mereka memiliki kekuatan yang sangat besar, kekuatan pengalaman manusia yang berusia ribuan tahun.

Arsetip yang muncul pada pengalaman awal manusia membentuk pusat kompleks yang mampu menyerap pengalaman lain kepadanya. Arsetip “kekuatan” misalnya; sepanjang sejarah manusia telah dihadapkan dengan kekuatan alam yang dahsyat, arus sungai, air terjun, banjir, badai,, petir, kebakaran hutan, gempa bumi, dan lain-lain. Nenek moyang kita pada generasi yang manapun mengagumi kekuatan dan berkeinginan kuat untuk menciptakan dan mengontrol kekuatan. Sikap terhadap kekuatan untas generasi itu akhirnya menjadi unsur ang ikut diturunkan dalam proses kelahiran,dalam bentuk arsetip kekuatan. Bayi yang baru .lahir telah memiliki predisposisi untuk mengagumi kekuatan dan hasrat untuk menciptakan dan mengontrolnya. Arsetip ibu menghasilkan gambaran tentang ibu dalam taksadar kolektif yang kermudian di identifikasikan dengan ibu yang senyatanya. Dengan kata lain bayi ke mewarisi konsepsi mengenal ibu yang bersifat umum (yang sudah terbentuk ratusan generasi sebelumnya), yang akan ikut menentukan bagaimana bayi mempersepsi ibunya. Jadi persepsi bayi kepada ibunya ditentukan oleh arsetip.

 Persora

Topeng, wajah yang dipakai menhadapi publik. Itu mencerminkan persepsi rnasyarakat mengenai peran yang harus dimainkan seseorang dalam hidupnya. itu juga mencerminkan harapan bagairnana seharusnya diri diamati orang lain. Persona adalah kepribadian publik, aspek-aspek pnibadi yang diturtjukkan kepada dunia, atau pendapat publik mengenai diri individu - sebagai lawan dan kepribadian privat yang berada dibalik wajah sosial.

Persona dibutuhkan unituk survival, membantu diri mengontrol perasaan, fikiran dan tingkahlaku. Tujuannya adalah menciptakan kesan tertentu kepada orang lain dan sering juga rnenyembunyikan hakekat pnibadi yang sebenarnya. Namun manakala orang mengidentifikasi diri seutuhnya dencjan personanya, itu akan membuat dirinya asirig dengan dirinya sendiri dan denqan perasaan perasaannya sendiri. la menjadi manusia palsu, sekedar pantulan masyarakat, bukan manusia yang otonom. (Dalam beberapa hal persona mirip dengan konsep supereqo dan Freud),

 Anima dan Animus

Manùsia pada dasarnya biseks. Peqitu pula dalam keprihadian, ada arsetip feminin dalam kepribadian pria, dLebut anima, dan arsetip maskulin dalam kepribadian wanita disebut animus. Arsetip itu merupakan produk pengalaman ‘ ras manusia. Seudah rnengaami hidup bersama berabadabad, pria menjadi memiliki sifat feminin dan sehaknya wanita menjadi memilik sifat maskulin. Sifat-sifat itulah yang diturunkdn dalam bentuk arsetip, anima dan animus.

Anima dan animus menyebabkan masing-masing jenis menunjukkan ciri lawan jenisnya, sekalígus berperan sebagai gambaran kolektif yang memotivasi rnasingmasing enis untuk tertarik dan mernahami lawan ienisnya. Pria mema am wanita berdasankan amrnanya, an waru a memahami odrat pria berdasarkan animusnya. Narnun identifikasi gambaran ideal anima dan animus tanpa menghiraukan perbedaannya dengan kenyataan, bisa rnenimbulkan kekecewaan karena keduanya tidak identik. Harus ada kompromi antara tuntutan taksadar kolektlf dengan realitas dunia, agar terjadi penyesuaian yang sehat.

 Shadow

Bayangan adalah arsetip yang mencerminkan insting kebinatangan yang diwarisi manusia dan evolusi rnakhluk tingkat rendahnya. Menurut Darwin manusia adalah evolusi dan binatang, dan sifat-sifat kebinatangan tetap ada dalam diri manusia, daam ujud arsetip shadow atau bayangan. ladi bayangan ad&ah sisi binatang dafarn kepribadian manusia, arsetip yang sangat kuat dan berpotensi menimbulkan bahaya. Narnun karena bermuatan emosi yang kuat, spontanitas, dan dorongan kreatif, bayangan juga merijadi sumber penggerak kehidupan (ingat konsep id dan Freud).

Bayangan bila diprojeksikan keluar apa adanya akan menjadi ibus atau musuh. Bayangan juga rnengakibatkan ke dalam kesadaran muncul fikiran perasaan-tindakan yang tidak menyenangkan dan diceia masyarakat. Karena itu bayangan disembunyikan di bailk persona, atau ditahan di taksadar pribadi. Itulah sebabnya arsetip itu mempengaruhi taksadar pribadi dan pada gilirannya juga akan mempengaruhi ego.

Apabia bayangan dan ego bekerja sama, kekuatan bayangan tersalur ke dalam tingkahlaku yang berguna, dan dampaknya orang menjalani hidup dengan penuh semangat. Tetapi jika bayangan tidak tersalur dengan baik, kekuatan bayangani menjadi agresi, kekejian yang merusak diri sendiri dan orang lain Bayangan adalah insting dasar yang menuntun reaita berdasar a g n un u men slam kan diri (survival) Insting semacam itu sangat penting dalam situasi yang menuntut keputusan dan reaksi segera, karena bayngan dapat membuat tingkah laku dalam situasi bahaya tetap efektif. Sebaliknya apabila bayangan tidak dapat dimanfaatkan, atau dírepress, fikiran sadar dari ego tidak dapat mengambil keputusan dengan cepat, orang akan kebingungan ketika menghadapi situasi bahaya sehingga tidak dapat bertindak.

 Self

Konsep keutuhan dan kesatuan kepribadian dipandang sangat penting oleh Jung. Self adalah arsetip yang memotivasi penjuangan orang menuju keutuhan. Arsetip self menyatakan diri dalam berbagai simbol, seperti lingkaran magis atau mandala (simbol meditrasi Agama Budha, mandala dalam bahasa sansekerta artinya lingkaran), di mana self menjadi pusat lingkaran itu. Bentuk mandala itu di dalamnya sering terdapat segiempat. Lingkaran menjadi symbol dan kesatuan-keutuhan, dan segi empat mempunyai banyak makna, bisa arah mata angin, bisa empat elemen dunia: api-air-tanah-angin.

Self menjadi pusat kepribadian, dikelilingi oleh semua sistem lainnya. Self mengarahkan proses individuasi, melalui self aspek kreativitas dalam ketidaksadaran diubah menjadi disadari dan disalurkan ke aktivitas produktif. Kalau digambarkan kesadaran dengan ego berada dipusatnya, dapat dibayangkan proses asimilasi isi-isi taksadar ke dalam sadar membutuhkan pusat yang mengatur keduanya. Titik tengah-tengah antara sadar dan taksadar itu menjadi tempat self, yang menyeimbangkan antana sadar dan taksadar, yang menjamin kepribadian memiliki fonidasi baru yang lebih kokoh.

Sebelum self muncul, berbagai komponen kepribadian harus lebih dahulu berkembang sepenuhnya dan terindividuasikan. Karena alasan ini, arsetip tidak akan tampak sebelum orang mencapai usia setengah baya. Pada usia itu orang mulai berusaha dengan sungguh-sungguh dan disiplin mengubah pusat kepribadiannya dan ego sadar ke ego yang berada diantara kesadanan dan ketidaksadaran (daérah tempat self). Konsep tentang self mungkin merupakan penemuan psikologik Jung yang terpenting dan merupakan puricak penelitian yang intensif mengenai arsetip.

Simbolisasi (Symbolozation)

Simbol adalah tanda yang tampak yang mewakili hal lain (yang tidak tampak). Arsetip yang terbenam di dalam taksadar kolektif hanya dapat mengekspresikan diri melalui simbol-simbol. Hanya dengan menginterpretasi simbol-simbol ini, yang muncul dalam mimpi, fantasi, penampakan (vision), mythe, seni, dll, dapat diperoleh pengetahuan mengenai taksadar kolektif dan ansetipnya.

Symbol beroperasi dalam dua cara. Pertama, dalam bentuk retrospektif, dibimbing oleh insting simbol mungkin secara sederhana menunjukkan impuls yang karena alasan tertentu tidak terpuaskan. Misalnya, dansa mungkin simbolik dan perilaku seks. Retrospektif semacam ini mirip dengan konsep sublimasi dan Anna Freud.

Kedua, dalam bentuk prospektif, dibimbing oleh tujuan akhir kemanusiaan. simbol mengekspnesikan kumpulan kebijaksanaan yang telah dicapai, yang dapat ditenapkan pada masa yang akan datang. Misalnya, belajar/sekolah mungkin simbol dan harapan dan cita-cita. Simbol prospektif menggambarkan tingkat perkembangan yang mendahului keberadaan manusia saat itu. Kebenaran, kesucian, kedermawanan (mirip dengan ego ideal Freud) adalah simbol dan perbuatan yang mengarah ke keyakinan ke Tuhan-an, sebagai puncak evolusi jiwa manusia.

Sikap dan Fungsi (Attitude dan Function)

Kecuali ego, semua aspek kepribadian yang telah dibahas berfungsi pada tingkat taksadar. Ada dua aspek kepribadian yang beroperasi di tingkat sadar dan taksadar, yakni attitude (introversion-ekstraversion) dan function (thinking, feeling, sensing dan intuiting).

 Sikap Introvesi (Introversion) dan Ekstraversi (Extraversion)

Sikap intnoversi mengarahkan pribadi ke pengalaman subjektif, memusatkan dirii pada dunia dalam dan privat di mana realita hadir dalam bentuk hasil amatan, cenderung menyendiri, pendiam/tidak ramah, bahkan antisosial. Umumnya orang introvertif itu senang introspektif dan sibuk dengan kehidupan internal mereka sendiri Tentu saja mereka juga mengamati dunia luar, tetapi mereka melakukannya secara selektif, dan memakai pandangan subjektif mereka sendiri.

Fikiran (Thinking) - Perasaan (Feeling) Pengindraan (Sensing) – Intuisi (bituiting).

Fikiran adalah fungsi intelektual, mencari saling hubungan antar ide untuk memahami alam dunia dan memecahkan masalah. Perasaan adalah fungsi evaluasi, menerima atau menolak ide dan obyek berdasarkan apakah mereka itu membangkitkan perasaan positif atau negatif, memberi pengalaman subyektif manusia seperti kenikmatan, rasa sakit, marah, takut, sedih, gembira dan cinta.

Tipologi Jung (gabungan Sikap-Fungsi)

Jung memakai kombinasi sikap dan fungsi ini untuk mendiskripsi tipe tipe kepribadian manusia. Jadi, Jung yang pada dasarnya mengembangkan teori dalam paradigma psikoanialisis, pada elaborasi konsep sikap dan fungsi memakai paradigma tipe. Dan kombinasi sikap (ekstravers dan intovers) dengan fungsi (fikiran, perasaan, pengindaraan, intuisi) akan diperoleh delapan macam tipe manusia, yakni tipe ekstraversi-fikiran, ekstraversi-perasaan, ekstraversi pengindraan, ekstraversi-intuisi, intoversi-fikiran, intnoversi-perasaan, introversi pengindraan, dan introversi-intuisi Setiap orang memiliki dua tipe kepribadian, satu beroperasi dikesadaran dan lainnya di ketidaksadaran. Tipologi Jung yang disajikan adalah sebagai berikut:

1.             Introversi-fikiran: orang yang emosinya datar, mengambil jarak dengan orang lain, cenderung menyenangi ide-ide abstrak alih-alih menyeriangi orang dan benda kongkrit lainnya. Mereka mengembara dengani fikirannya sendiri, tidak peduli apakah ide-idenya bisa ditenima orang lain. Terkesan keras kepala, kurang perhatian, arogan, dan dirigin/tidak ramah. Kata kuncinya adalah sifat mengambil jarak — intelektual — tidak praktis, tipe kepribadian dari filsuf, teoritisi.

2.             Ekstraversi-fikiran: orang yang cenderung tampil seperti tidak kenal orang (impersonal, dirigin atau angkuh, menekan fungsi perasaannya, Orang yang berprinsip kenyataan obyektif, bukan hanya untuk dirìnya tetapi juga mengharap orang lain seperti dirinya. Tidak semua fikiran obyektif bersifat produktif. Kalau sama sekali tidak ada interpretasi individu, yang muncul adalah paparan fakta, tanpa orisinalitas atau kreativitas. Kata kuncinya adalah sifat obyektif —kaku- dirigin, tipe peneliti, ahli mesin, akuntan.

3.             Introversi-perasaan: orang yang mengalami perasaan esional yang kuat tetapi menyembunyikan perasaan itu. Orang yang menilai segala hal dengan memakai persepsi-subyektif alih-alih fakta-obyektif, mengabaikan pandangan dan keyakinan tradisional, pendiam, sederhana, tidak dapat diduga. Terkesan memiliki rasa percaya diri dan kehidupan jiwa yang harmonis, tetapi perasannya tiba-tiba bisa hancur oleh badai emosi.

4.             Ekstraversi-Perasaan: orang yang perasaannya mudah berubah begitu situasinya berubah. Emosional dan penuh perasaan, tetapi juga senang bergaul dan pamer. Mudah bergaul akrab dalam waktu yang pendek, mudah menyesuaikan diri. Kata kuncinya adalab sifat bersemangat, periang, sosiabel, tipe kepribadian dan aktor, penaksir harga reai estate, politisi, pengacara.

5.             Introversi-pengindraan cenderung terbenam dalam sensasi-sensasi jiwanya sendiri, dan memandang dunia sebagai sesuatu yang tidak menanik, Orang yang tampil kalem, bisa mengontrol diri, tetapi juga membosankan. Dia bukan tidak dipengaruhi fakta/kenyataan, tetapi fakta/kenyataan itu diterima dan dimaknai secara subjektif, yang bisa-bisa tidak ada hubungannya dengan fakta aslinya. lntroversi-pengindraan yang ekstrim ditandai oleh halusinasi, bicara yang tidak bisa difahami, atau esoteris (hanya bisa difahami orang tertentu saja). Kata kuncinya adalah sifat pasif — kalem — artistik, tipe kepribadian dan pelukis impresionis, pemusik klasik.

6.             Ekstraversi-pengindraan: orang yang realistik, praktis, dan keras kepala. Menerima fakta apa adanya tanpa fikiran mendalam. Terkadang mereka juga sensitif, menikmati cinta dan kegairahan. Sensasi indranya tidak dipengaruhi oleh sikap subyektif, mampu membedahkan fakta secara rinci. Kata kuncinya adalah sifat realistis — merangsang — menyenangkan. Tipe kepribadian dan pekerjaan kuliner, pencicip anggur, ahli cat, pemusik pop, tetapi juga bisa bisnisman.

7.             Introversi-intuisi: terisolir dalam dunia gambarani primordial yang mereka sendiri kadang tidak tahu maknanya. Mereka mungkin juga tidak mampu berkomunikasi dengan orang lain secara efektif. Cenderung tidak praktis, memahami fakta secara subyektif. Namun persepsi intuitif sering sangat kuat dan mampu mendorong orang lain mengambil keputusan yang istimewa. Kata kuncinya adalah sifat mistik — pemimpi - unik, tipe kepribadian dan dukun supranatural/peramal nasib, pemeluk agama yang fanatik.

8.             Ekstraversi – intuisi: orientasinya faktual, tetapi pemahamannya sangat dipengaruhi oleh intuisi, yang mungkin sekali bertentangan dengan fakta itu. Data sensoris justru menjadi sarana untuk menciptakan data baru secara intuitif, untuk memecahkan suatu masalah. Selalu mencari dunia baru untuk ditaklukkan. Mereka sangat hebat dalam mendirikan dan mengembangkan usaha baru, tetapi minatnya terus menerus bergerak berubah. Kata kuncinya adalah sifat efektif — berubah — kreatif, tipe kepribadian dan penanam modal, wiraswastawan, penemu (inventor).

Usia Anak (Childhood)

Jung membagi usia anak menjadi tiga tahap, yakni tahap anarkis (anarchic), tahap monarkis (monarchic), dan tahap dualistik (dualistic). Tahapan-tahapan itu tidak memakai batasan usia secara kaku, karena ketiganya berada dalam kontinum dan perubahannya terjadi secara perlahan/berangsur-angsur.

1.             Tahap anarkis (0 - 6 tahun): ditandai dengan kesadaran yang kacau dan sporadis (kadang ada kadang tidak). Mungkin muncul “pulau-pulau kesadaran” tetapi antar pulau satu dengan yang lain tidak saling berhubungan. Pengalaman pada fase anarkis ini sering muncul kedalam kesadaran sebagai gambaran primitif, yçk dapat dijeiaskan secara akurat.

2.             Tahap Monarkis (6 - 8 tahun) pada anak-anak ditandai dengan perkembangan ego, dan mulainya fikiran verbal dan logika. Pada tahap ini anak memandang dirinya secara obyektif, sehingga sering secara tidak sadar mereka menganggap dirinya sebagai orang ketiga. Pulau-pulau kesadaran semakin luas, semakin banyak (sehingga ada saling hubungan menjadi satu), dihuni oleh ego-primitif.

3.             Tahap Dualistik (8 - 12 tahun) ditandai dengan pembagian ego menjadi dua, obyektif dan subjektif. Anak kini memandang dirinya sebagai orang pertama, dan menyadari eksistensinya sebagai individu yang terpisah. Pada tahap dualistik ini kesadaran terus berkembang, pulau-pulau kesadaran menyatu, dihuni oleh ego-kompleks yang menyadari diri sendiri baik sebagai obyek maupun sebagai subjeLk.

Jung mengamati bahwa anak-anak sering mengalami kesulitan emosional. Menurutnya, hampir pasti kesulitan itu merefleksikan pengaruh buruk di rumah.” Sampai anak masuk sekolah, mereka masih belum rnemiliki kesadaran identitas diri. Menurut Jung, anak hidup dalam atmosfer jiwa yang tertutup yang diberikan orang tuanya, dan kehidupan psikisnya diatur oleh insting. Kecuali ritme tidur, makan, defakasi, dan tingkahlaku biologis dasar lain yang diatur oleh insting, tingkah laku lain bersifat anarkis dan kacau kalau tidak program oleh orang tuanya.

Usia Pemuda

Tahap pemuda berlangsung mulai dan pubertas sampai usia pertengahan. Pemuda benjuang untuk mandiri secara fisik dan psikis dan orang tuanya; menemukan pasangan, membina numah tangga, dan rnempunyai tempat tinggal. Tahap ini ditandai oleh meningkatnya kegiatan, kematangan seksual, tumbuh-kembangnya kesadaran, dan pemahaman bahwa era bebas masalah dan kehidupan anak-anak sudah hilang. Kesulitan utama yang dihadapi pemuda adalah bagaimana melupakan hidup dengan kesadaran yang sempit pada masa anak. Kecenderungan untuk hidup seperti anak-anak dan menolak menghadapai masalah kekinian, disebut prinsip konservatif (conservative principle)

 

Usia Pertengahan

Tahap ini dimulai antana usia 35 atau 40 tahun. Puncak perkembangan sudah lewat, tetapi peniode ini justru ditandai dengan aktualisasi potensi yang sangat bervaniasi. Pada usia ini orang yang ingin tetap memakai nilai-nilai sosial dan moral usia pemuda, menjadi kaku dan fanatik dalam mempertahankan postur dan kelenturan fisiknya, mereka mungkin berjuang habis-habisan untuk mempertahankan tampang dan gaya hidup masa mudanya. Menurut Jung kebanyakan orang tidak siap melangkah menuju usia pertengahan, onang berada di usia pertengahan dengan menganggap nilai-nilai mudanya masih bisa beriaku sampai sekanang. Sesuatu yang mustahil, karena orang tidak dapat hidup di masa pertenga-han dengan aturan anak-anak, apa yang bagus pada masa anak-anak menjadi buruk pada masa pertengahan, apa yang dulu diapbenarjçiriimenjadi penipuan.

 

Usia Tua

Tahap usia tua kurang mendapat perhatian Jung. Menurutnya, usia tua mirip dengan usia anak-analç pada kedua tahap itu fungsi jiwa sebagian besar bekerja di taksadar. Pada anak-anak belum terbentuk fikiran dan kesadaran ego, sedang pada orang tua mereka berangsur-angsur tenggelam dalam taksadar, dan akhirnya hilarig-masuk ke dalamnya. Jika pada awal ke’hidupan orang takut hidup (nanti kerja apa, rumahnya di mana, dan seterusnya), pada usia tua hampir pasti orang takut mati Takut mati mungkin sesuatu yang normal, namun menuru ung mati a a ah tujani hidup. Hidup hanya benar benar bermakna kalau kematian dipandang sebagai tujuan hidup.

Anafisis Mimpi

Pandangan Jung mengenai mimpi ada yang sama dengan Freud ada pula yang berbeda. Persamaannya; mimpi itu mempunyai makna yang harus dkermati secara seksama, mimpi muncul dan dalam dunia taksadar, dan makna mimpi diekspresikan dalam bentuk simbolik, Perbedaannya, Freud memandang mimpi sebagai pemenuhan hasrat (wish fuilfilment) dan simbolisasi mimpi berhubungan dengan dorongan seksual, sedang Jung memandang mimpi sebagai usaha spontan mengetahui hal yang tidak diketahui dalam taksadar sebagai bagian dan pengembangan kepribadian. Mimpi bisa merupakan proses kompensasi (perasaan dan sikap yang tidak dapat diekspresikan ketika terjaga, menemukan celah untuk muncul pada waktu tidur), atau proses taksadar yang menggambarkan rencana masa depan dan pemecahanari suatu masalah (membimbing fungsi sadar niembuat adaptasi yang lebih memuaskan). Jadi simbolisasi Jung bisa mewakili konsep apapun, bukan hanya representasi seksual.

Tujuan interpretasi mimpi dan Jung adalah mengungkap elemen-elemen yang ada di taksadar pnibadi dan taksadar koiektif, mengintegrasikannya ke dalam kesadaran untuk mempermudah proses realisasi-diri. Ada tiga macam jenis mimpi yang sarat dengan muatan arsetip, yakni mimpi besar (big dreams), mimpi tipikal (typical dreams) dan mimpi anak-anak (earliest dreams).

1.             Mimpi besar: mimpi yang mempunyai makna khas, yang menarik bagi semua orang tanpa dapat dijelaskan mengapa bisa menarik. Mimpi besar oleh Jung juga diriamakan mimpi numinous — mimpi yang asing, aneh, dan memberi penigalamari yang sangat mendalam. Mimpi besar terjadi ketika ketidak sadaran mengalami gangguan senius, sering di ikuti dengan kenanain ego menangani dunia luarsecara memuakarh

2.             Mimpi Tipikal: Mimpi yang umum pada banyak orang;yakni mirnpi yang melibatkan arkhetif figurai (ibu, bapak, Tuhan, setan/hantu, dan manusia bijak), arsetip peristiwa (kelahiran, kematian, perpisahan dengan orang tua, baptis, perkawinan, terbang, dan lain sebagainya), dan arsetip obyek (matahani, air, ikan, kera, dan hewan pemangsa).

3.             Mimpi anak-anak: ini bukan mimpi yang asli, tetapi ingatan tentang mimpi pada masa anak-anak. Mimpi pada usia 3 atau 4 tahun (ya diingat sesudah dewasa) sering berisi arkhetif motif dan simbol seperti pahlawan, orang bijak, ikan, dan mandala. Materi yang muncul Sering bersifat universal, sebagai bukti adanya tak sadar kolektif.

Interpretasi mimpi membutuhkan pemahaman mengenai sifat kesadar pemimpi, karena mimpi timbul dan ketidaksadaran yang menjadi kebalikan kesadaran. Ada tiga metoda analisis mimpi dan Jung; amplifikasi, rangkai mimpi, dan imajinasi aktif:

1.             Amplifikasi: Metoda ini merupakan pengembangan metoda asosi bebas. Pada asosiasi bebas orang diminta merespon kata atau mimpi secara bebas - membuat asosiasi benlanjut dan respon satu ke respon yang lain – sehingga asosiasi belakangan bisa berger dari stimulan pertamannya.

2.             Rangkaian Mimpi: Kalau Freud hanya meneliti mimpi tunggal, Jul menganalisis komponen beberapa mimpi berturut-turut, untuk melihat kecocokan yang berlanjut dari koreksi pegembangan lebih lanjut, ini mirip dengan metoda konsistensi internal, mencari hubungan antara bagian-bagian dengan keseluruhan,

3.             Imajinasi aktif: sejenis introspeksi yang mateninya campuran, sebagia mimpi, sebagian ampakan/fantasi, atau gabungan keduanya. Orang diminta memusatkan perhatiannya pada gambaran mimpi yan mengesarikan tetapi tidak dapat dimengerti, atau gambaran visual yang spontan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Template Makalah (Non Penelitian)

JUDUL  (Judul Artikel Ditulis dengan Font Times New Roman 14, Maksimum 14 Kata untuk Bahasa Indonesia dan 12 Kata untuk Bahasa Inggris,)    ...