Senin, 23 Mei 2022

TEORI SASTRA STRUKTURALISME DAN SEMIOTIK

Teori Sastra strukturalisme

Strukturalisme merupakan paham yang menggap bahwa untuk menelaah dan menganalisis suatu karya sastra hanya berdasrkan pada unsur internalkarya sastra itu tanpa harus melihat unsur eksternalnya

Mr. Ferdenand de sassure.  Bahasa terdiri dari bentuk dan makna yang tidak dapat dipisahkan contoh kata siku diubah menjadi saku

Strukturalisme menganggap setiap karya sastra, elemen unsurnya saling terikat dan mempengaruhi

Pemaknaan karya sastra harus diarahkan dalam hubungan antar unsur secara keseluruhan

Unsur intrinsik merupakan unsur pembangun karya sastra yang ditemukan dalam karya sastra itu sendiri

Bentuk unsur intrinsik dalam prosa

Bentuk dan struktur fisik puisi

Bentuk dan struktur puisi sering disebut dengan metode puisi. Istilah metode puisi digunakan dengan tujuan agar proses analisis terhhadap puisi lebih bersifat fokus dan tidak mengacaukan penelitian lainnya. Struktur puisi tersebuta ialah:

a. Perwajahan puisi (Tipografi)

ciri-ciri yang dapat dilihat secara sepintas dari bentuk puisi adalah perwajahannya. Dalam perwajahan puisi terdapat pengaturan dan penulisan kata, larik dan bait pada puisi. Dalam puisi konvensional, larik dan baris diatur dalam deret yang disebut larik atau baris. Setiap larik tidak harus diawali dengan huruf capital dan diakhiri oleh tanda baca (.). strukturnyapun tidak dalam bentuk paragraf, namun seperti halnya deret larik atau baris. Larik atau baris merupakan satuan deret pada puisi, sedangkan bait merupakan susunan larik atau baris yang memiliki makna atau satu pokok pikiran. 

Dalam puisi kontemporer atau modern, bentuk puisi tidak selalu dalam suatu kumpulan larik-larik yang membentuk bait, namun justru bentuknya dapat berupa gambar atau pola tertentu. Ciri puisi juga tidak selalu memenuhi setiap halaman yang ditulis mulai dari tepi kiri hingga tepi kanan, terkadang hanya beberapa kata ataupun satu kalimat dalam satu larikpun itu kerap ditemui. 


PERAMBAH HUTAN

Perambah hutan ialah kita

Yang berpesta

Yang menista

Yang menderita

Yang lupa membaca peta


Perambah hutan ialah kita

Yang tersuruk mencari jalan-Nya

Yang terbius fatamorgana

Yang lupa bagaimana mengeja nama-Nya


b. Imaji

Imaji atau daya bayang adalah kata atau susuanan kata-kata yang dapat menungkapkan pengalaman indrawi seseorang. Seperti bayangan terhadap suatu penglihatan, pendengaran, penciuman, dan perasaan. Imaji dapat di bagi menjadi tiga yaitu:

1. Imaji suara (auditif)

2. Imaji penglihatan (imaji visual)

3. Imaji raba dan sentuh (imaji raba dan taktil)

Imaji dapat membuat seakan-akan pembaca merasa langsung melihat, mendengarkan dan merasakan seperti yang dialami oleh penyair. 


c. Kata konkret

Dalam imaji terdapat kata konkret yang menggambarkan sesuatu hal agar pembaca dengan mudah mengidentifikasi hal yang mampu membuat pembaca berimaji. Kata konkret tersebut dapat berupa kata-kata yang terdapat pada puisi. Kata-kata tersebut menggambarkan seseuatu yang dapat di indra, dan kemunculan kata konkret itu erat sekali dengan keberadaan simbol, kiasan, atau lambing. Misalkan saja kata “es batu” maka imaji pembaca akan menggambarkan sebuah kebekuan, dan kedinginan.


d. Bahasa Figuratif (Majas)

Bahasa figuratif adalah sebuah bahasa yang penuh dengan kiasan atau dapat menimbulkan suatu bentuk konotasi tertentu. Dalam penciptaan puisi bahasa yang digunakan cenderung bukan bahasa-bahasa sehari-hari, namun lebih bersifat figurative. Bahasa figuratif disebutkan dapat dengan mudah untuk menggambarkan maksud dan perasaan penyair, karena (1) bahasa figurative mampu menghasilkan kesenangan imajinatif, (2) bahasa figurative adalah cara untuk menghasilkan imaji tambahan dalam puisi, sehingga yang abstrak jadi konkret dan menjadikan puisi menjadi nikmat dibaca, dan (3) bahasa figuratif adalah cara menambah itensitas perasaan penyair untuk puisinya dan menyampaikan sikap penyair, dan (4) bahasa figuratif adalah cara untuk mengonsentrasikan makna yang hendak disampaikan dan cara menyampaikan sesuatu yang banyak dan luas dengan bahasa singkat.


e. Verifikasi

Verifikasi menyangkut persoalan rima, ritme dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi pada sebuah puisi, baik persamaan bunyi di bagian awal, tengah atau di bagian akhir baris puisi. Persoalan rima mengcakum (1) onomatope atau tiruan terhadap bunyi, missal /ng/ yang (misalnya) memberikan efek magis, (2) bentuk intern pola bunyi misalnya: alterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi atau kata, dan sebagainya, dan (3) pengulangan kata atau ungkapan. Ritme adalah alunan bunyi di dalam pembacaan suatu puisi. Alunan bunyi tersebut dapat dalam bentuk alunan suara yang tinggi, rendah dan panjang, pendek, keraa dan lemah. Metrum mengacu kepada penjarakan, penghentian, kesenyapan, dan penekanan-penekanan tertentu. Rima, ritme dan metrum perlu diperhatikan secara utuh karena ketiganya sangat berkaitan


TEORI SASTRA SEMIOTIK

Semiotik atau semiologi adalah ilmu tentang tanda. Banyak ahli bahasa yang mengemukakan tentang semiotika, Ferdenand de saussure, A Teew, Roland Barthes, Jacques derrida, charles sanders peirce.

Semiologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tanda kebahasaan (kata-kata lisan, tulisan, bentuk isyarat, simbol). Kesatuan antara penanda(signifier) dan petanda (signified )disebut tanda(sign)

a) Tanda/sing

b) Simbol/ tanda yang arbitrer/konvensi

c) Icon/ hubungan antara tanda dan objek

a) Indeks/tanda yang bersifat kausal


Icon Indeks Simbol



Lukisan Kuda

Suara kuda Diucapkan kata kuda 

Gambar kuda Suara langkah kuda Makna gambar kuda 

Foto kuda Gerak kuda Makna  bau kuda 

Makna gerak kuda 

Analisis Puisi Cintaku Jauh di Pulau dengan pendekatan teori Strukturalisme dan semiotik


Puisi

Karya Chairil Anwar

CINTAKU JAUH DI PULAU

Cintaku jauh di pulau,

gadis manis, sekarang iseng sendiri

Perahu melancar, bulan memancar,

di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.

angin membantu, laut terang, tapi terasa

aku tidak ‘kan sampai padanya.

Di air yang tenang, di angin mendayu,

di perasaan penghabisan segala melaju

Ajal bertakhta, sambil berkata:

“Tujukan perahu ke pangkuanku saja,”

Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!

Perahu yang bersama ‘kan merapuh!

Mengapa Ajal memanggil dulu

Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

Manisku jauh di pulau,

kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Template Makalah (Non Penelitian)

JUDUL  (Judul Artikel Ditulis dengan Font Times New Roman 14, Maksimum 14 Kata untuk Bahasa Indonesia dan 12 Kata untuk Bahasa Inggris,)    ...